Air Asam Dinormalisasi, Ratusan Hektare Lahan di Suoh-BNS Siap Produktif

NORMALISASI_ Program normalisasi sungai Way Asam mulai dari Pekon Gunung Ratu hingga Tugu Ratu diyakini akan menghidupkan kembali lahan tidur di wilayah itu. Foto Dok --

SUOH - Harapan warga Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, untuk menghidupkan kembali lahan sawah yang telah puluhan tahun terbengkalai, kini perlahan menjadi nyata. Pemerintah pusat resmi menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang normalisasi aliran air asam, hasil perjuangan anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Drs. H. Mukhlis Basri.

Program yang dimulai dari Gunung Ratu (BNS) hingga Tugu Ratu (Suoh) ini diyakini membawa angin segar bagi para petani. Selama bertahun-tahun, lahan persawahan di wilayah tersebut sulit digarap akibat tingginya kadar keasaman air, membuat ratusan hektare tanah subur berubah menjadi semak dan rawa.

Tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Lampung Barat, Sugeng Hari Kinaryo Adi, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih mewakili masyarakat Suoh dan BNS atas perhatian besar Mukhlis Basri terhadap kebutuhan petani di daerah pelosok.

“Atas nama masyarakat Suoh dan BNS, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukhlis Basri yang sudah memperjuangkan aspirasi kami hingga terbitnya Inpres normalisasi air asam ini,” ujar Sugeng, Minggu (26/10/2025).

“Harapan kami, setelah normalisasi berjalan, sawah masyarakat bisa kembali digarap dan rawa yang selama ini tidak tersentuh bisa dibuka menjadi lahan produktif,” imbuhnya.

Sugeng menuturkan, keberadaan aliran air asam sejak lama menjadi persoalan klasik di wilayah Suoh–BNS. Banyak petani memilih berhenti menanam karena hasil panen tidak maksimal akibat air yang terlalu asam untuk tanaman padi. Kini, dengan normalisasi tersebut, peluang pemulihan ekonomi warga terbuka lebar.

 “Kalau nanti airnya sudah normal, otomatis sawah bisa diolah kembali. Ini bukan hanya tentang lahan, tapi tentang masa depan ribuan keluarga petani,” katanya.

Normalisasi aliran air asam juga akan membantu menata sistem irigasi yang selama ini tidak berfungsi optimal. Sejumlah titik yang menjadi jalur air akan diperlebar dan dikeruk agar aliran lebih lancar. Upaya ini diharapkan menjadi bagian dari program ketahanan pangan nasional yang tengah digenjot pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Sugeng menambahkan, perjuangan Mukhlis Basri menjadi bukti nyata bahwa aspirasi masyarakat pedesaan tetap mendapat tempat di tingkat nasional.

“Kami doakan beliau sehat dan diberi kekuatan untuk terus memperjuangkan kepentingan masyarakat Lampung Barat, khususnya para petani,” ucapnya.

Kini, masyarakat Suoh–BNS menanti rampugnya program normalisasi yang akan menjadi titik balik bagi kehidupan ekonomi mereka. Dari rawa-rawa yang lama terendam air asam, para petani kembali menyalakan harapan bahwa tanah mereka akan kembali hijau, dan kehidupan kembali berdenyut di hamparan sawah yang dulu sunyi.(edi/lusiana)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan