Taiwan Jadi Tujuan Utama CPMI Pesisir Barat

Rabu 27 Aug 2025 - 22:53 WIB
Reporter : Yayan Prantoso

PESISIR TENGAH - Taiwan kembali menjadi negara tujuan utama bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar). Berdasarkan data rekapitulasi Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, dan Perindustrian (DT2KP) setempat per Juli 2025, tercatat ada 31 orang CPMI yang telah terverifikasi untuk diberangkatkan ke luar negeri. Dari jumlah tersebut, Taiwan menjadi destinasi paling diminati dengan 12 orang CPMI tercatat memilih negara di Asia Timur itu sebagai tempat bekerja.

Kepala Bidang Ketenagakerjaan DT2KP Pesbar, Joni Afrizal, S.E., mendampingi Kepala DT2KP Pesbar, Amrulhaq, S.E., mengatakan bahwa data terbaru hingga Juli 2025 mencatat ada 31 CPMI yang lolos verifikasi. Meski untuk Agustus 2025 belum dilakukan perekapan, angka tersebut sudah menunjukkan tren jelas mengenai minat pekerja migran asal Pesbar.

“Dari total tersebut, sebanyak 12 orang memilih Taiwan sebagai negara tujuan. Angka ini menempatkan Taiwan di posisi teratas, jauh mengungguli negara-negara lain,” katanya.

Selain Taiwan, lanjut Joni, Singapura menempati urutan kedua dengan enam orang CPMI. Kemudian disusul Malaysia dan Hong Kong yang masing-masing menjadi tujuan lima orang pekerja migran. Adapun Brunei Darussalam dan Korea Selatan hanya dipilih satu orang CPMI. Dari keseluruhan jumlah, terdapat satu orang pekerja yang batal berangkat atau berstatus cancel.

“Berdasarkan data tersebut, pekerja perempuan masih mendominasi. Dari 31 orang, 19 di antaranya adalah perempuan, sementara laki-laki berjumlah 12 orang,” ujarnya.

Menurut Joni, kondisi ini sejalan dengan tren penempatan pekerja migran Indonesia di luar negeri. Permintaan tenaga kerja, terutama pada sektor informal seperti asisten rumah tangga dan perawatan lansia, memang lebih banyak menyerap tenaga kerja perempuan. Dominasi Taiwan sebagai tujuan utama CPMI bukanlah hal baru.

“Negara dengan perekonomian kuat itu sudah lama menjadi destinasi favorit pekerja migran Indonesia. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri manufaktur, perawatan lansia, dan jasa rumah tangga,” jelasnya.

Lebih lanjut, Joni menuturkan bahwa tingginya jumlah CPMI asal Pesbar yang memilih Taiwan menunjukkan adanya kebutuhan besar tenaga kerja di negara tersebut. Selain itu, hal ini juga mencerminkan tingkat kepercayaan perusahaan penempatan tenaga kerja terhadap kualitas CPMI yang berasal dari Pesbar. Jumlah CPMI yang memilih Taiwan juga bahkan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan Singapura dan hampir setara dengan gabungan Malaysia serta Hong Kong. 

“Artinya, permintaan tenaga kerja kita di Taiwan memang masih tinggi. Tentu hal ini harus diimbangi dengan persiapan keterampilan yang memadai agar para pekerja dapat bersaing dan bertahan di sana,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Pesbar, lanjut Joni, memastikan seluruh CPMI yang akan berangkat sudah melalui jalur resmi dan prosedur yang ditetapkan. Hal ini penting untuk menjamin perlindungan hukum, kepastian kontrak kerja, serta pemenuhan hak-hak pekerja sesuai regulasi yang berlaku di negara tujuan. Pemkab Pesbar juga ingin memastikan tidak ada lagi CPMI yang berangkat secara nonprosedural. 

“Semua nama yang tercatat dalam rekapitulasi sudah melalui mekanisme verifikasi resmi. Kami juga terus menjalin koordinasi dengan perusahaan penempatan agar proses ini berjalan transparan dan akuntabel,” katanya.

Dijelaskannya, keberangkatan CPMI tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi maupun keluarga mereka, tetapi juga memberi kontribusi terhadap perekonomian daerah. Remitansi atau kiriman uang dari para pekerja migran yang bekerja di luar negeri menjadi salah satu penopang keuangan keluarga di kampung halaman dan mendorong perputaran ekonomi lokal.

“Bekerja di luar negeri memang bukan pilihan mudah, tetapi banyak masyarakat kita yang menjadikannya jalan untuk memperbaiki kesejahteraan keluarga,” pungkasnya. (yayan/*)

 

Kategori :