RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), salah satu organisasi pemuda Islam paling berpengaruh di Malaysia, menyatakan penolakan terhadap rencana perdamaian Gaza yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurut ABIM, rencana tersebut mengabaikan hak rakyat Palestina untuk menentukan masa depan mereka sendiri.
Organisasi yang berdiri sejak 1971 ini, dan turut digagas oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada masa mudanya, menilai isi rencana itu menimbulkan banyak keraguan. Salah satu poin yang disoroti adalah pembentukan pemerintahan sementara Gaza melalui “Dewan Perdamaian” yang dipimpin Trump dan melibatkan tokoh Barat, termasuk Tony Blair.
ABIM menilai langkah tersebut mencerminkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan rakyat Palestina dalam mengelola pemerintahannya sendiri. Bahkan, penunjukan tokoh asing dengan rekam jejak kolonial dianggap sebagai pelecehan martabat Palestina dan dunia Muslim.
Rencana ini disebut-sebut mirip dengan dokumen “Perdamaian untuk Kesejahteraan” tahun 2020 yang pernah ditolak rakyat Palestina, karena lebih menekankan pada megaproyek dan zona ekonomi khusus yang cenderung menguntungkan kepentingan Israel.
ABIM menegaskan bahwa rencana terbaru ini berpotensi menjadi bentuk baru penjajahan korporat yang merampas tanah, sumber daya, dan kedaulatan ekonomi rakyat Palestina. Oleh karena itu, organisasi ini mendesak PBB, OKI, dan Gerakan Non-Blok untuk meningkatkan tekanan politik, diplomatik, dan ekonomi terhadap Israel.
Bagi ABIM, solidaritas sejati menuntut keberanian tanpa kompromi. Dunia Muslim dan komunitas internasional diminta berdiri sebagai benteng kebenaran, bukan justru menjadi kaki tangan kolonialisme baru.