RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Ketegangan kembali meningkat di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, setelah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menuding TNI melakukan kejahatan perang dalam operasi militer di wilayah tersebut.
Sejak awal Oktober 2025, wilayah Kiwirok dilaporkan menjadi lokasi kontak senjata antara milisi TPNPB dan aparat TNI-Polri. Aktivitas pesawat tempur yang melintas di langit Kiwirok disebut memicu kekhawatiran warga, terutama karena dugaan adanya serangan udara yang berdampak pada pemukiman sekitar.
TPNPB menilai penggunaan alutsista berat membuat situasi pertempuran menjadi tidak seimbang, sebab pihak mereka hanya mengandalkan senjata ringan dan strategi perang gerilya. Mereka menilai kondisi tersebut sebagai bentuk pelanggaran kemanusiaan yang perlu mendapat perhatian internasional.
Namun, pihak TNI membantah keras tudingan itu. Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih menegaskan operasi di Kiwirok dilakukan untuk menjaga keamanan dan menindak kelompok bersenjata yang selama ini menyerang warga sipil. Pihak militer juga menilai tudingan TPNPB sebagai bentuk propaganda untuk menarik simpati dunia dan menjatuhkan citra TNI.
Kondisi keamanan di Kiwirok hingga kini masih berstatus siaga I dengan penempatan pasukan di sejumlah titik rawan. Masyarakat setempat masih mengungsi di lokasi aman, termasuk di sekitar markas Komando Rayon Militer (Koramil) Oksibil.
Kontak tembak di Kiwirok dilaporkan pecah sejak akhir September 2025. Dalam peristiwa tersebut, TPNPB mengklaim berhasil menewaskan lima prajurit TNI, namun pihak TNI menyebut hanya satu anggota yang gugur dan dua lainnya luka-luka. Situasi di lapangan masih terus dipantau dengan pengamanan ketat oleh aparat.