Produksi Migas Pertamina Melonjak 2 Kali Lipat Berkat Batch Drilling

Upaya PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) mengadopsi metode batch drilling di lapangan migas Adera, Sumatera Selatan berbuah hasil positif. Foto CNN Indonesia--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO- Upaya PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usaha Subholding Upstream Pertamina, dalam mengadopsi metode batch drilling di Lapangan Adera, Sumatera Selatan, menunjukkan hasil luar biasa.

Inovasi teknik pengeboran berkelompok ini berhasil menggandakan produksi migas hingga 3.388 barel minyak per hari (BOPD), jauh melampaui target awal sebesar 1.200 BOPD.

Keberhasilan tersebut menjadi bukti transformasi teknologi di tubuh Pertamina mulai berbuah nyata. Batch drilling, yang memungkinkan beberapa sumur dibor dari satu titik (wellpad) tanpa harus membongkar rig, terbukti mampu memangkas waktu kerja dan biaya investasi sekaligus meningkatkan produktivitas.

Proyek ini merupakan puncak dari proses panjang yang dimulai sejak 2023 dan mulai beroperasi penuh pada April 2025. Dalam kurun enam bulan, PDSI telah menyelesaikan empat dari lima sumur dengan kedalaman rata-rata 2.600 meter, dan satu sumur lainnya kini memasuki tahap produksi.

Rig PDSI 41.3 yang digunakan dalam proyek ini memiliki kemampuan walking job atau sequence walking, yakni berpindah secara horizontal dari satu titik ke titik lain tanpa harus dibongkar. Teknologi ini masih tergolong langka di operasi pengeboran darat Indonesia.

Hasil lapangan menunjukkan, efisiensi waktu pengeboran mencapai penghematan hingga 66 hari dibanding metode konvensional. Dari sisi biaya, setiap sumur yang biasanya membutuhkan investasi sekitar US$6,5 juta (Rp107 miliar) dapat ditekan hingga 15 persen berkat efisiensi logistik dan mobilisasi peralatan.

Efisiensi ini tidak hanya berdampak finansial, tetapi juga ekologis. Aktivitas alat berat menjadi lebih sedikit, konsumsi air permukaan berkurang, dan pengelolaan limbah pengeboran di area berdekatan menjadi lebih mudah dikendalikan.

Lapangan Adera sendiri—terletak di Kecamatan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), sekitar 25 kilometer barat laut Prabumulih—telah menjadi salah satu lapangan tertua di Sumatera Selatan, berproduksi sejak 1941. Lapangan ini dikenal sebagai penghasil minyak ringan dan gas kondensat dari formasi Pratalang.

Penerapan batch drilling di Adera menjadi tonggak penting dalam strategi efisiensi Subholding Upstream Pertamina Regional 1 Sumatra. Keberhasilan ini membuka jalan bagi penerapan metode serupa di lapangan-lapangan potensial lain, baik di Sumatera maupun Kalimantan.

Lebih dari sekadar capaian teknis, keberhasilan Adera menegaskan arah baru industri hulu migas nasional: efisiensi tinggi, inovasi berkelanjutan, dan penguatan ketahanan energi melalui peningkatan produksi dalam negeri.(*/edi)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan