WAYTENONG - Keluhan terkait semakin sulitnya mendapatkan gas elpiji (lpg) subsidi pemerintah ukuran tiga kilogram (3Kg) dan kalaupun mendapatkan harga jual diatas Harga Eceran tertinggi (Het) ternyata bukan hanya di seputar Kelurahan Pajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, namun hingga Kecamatan Sekincau dan lainnya.
Bahkan terkuak selama ini segel gas lpg 3 kg ternyata hanya syarat aja. Hal itu karena dapat dengan mudah untuk dicabut pasangkan, dan mengindikasikan timbangan gas tidak dijamin sesuai volume yang tertera tiga kilogram.
Kondisi itu tentu harus jadi perhatian pemerintah ataupun perusahaan penyalur seperti halnya PT Pertamina yang menangani tentang gas lpg subsidi.
Pemerhati publik Jefri Ardiansyah mengatakan, tentang gas lpg seperti halnya harga jual diatas HET terkesan hal yang sepele atau dimaklumi hanya lebih beberapa ribu. Namun jika di hitung dalam kapasitas berapa ribu tabung yang terjual dalam satu hari itu jelas merupakan kerugian besar bagi masyarakat. Dan kenaikan harga di picu karena stok yang tidak jelas, terkadang mencukupi terkadang kurang.
Karena itu pihaknya sangat mendukung jika prihal pendistribusian gas lpg di masyarakat dilakukan penertiban agar pokok permasalahan yang sebenarnya dapat diungkap untuk di carikan solusinya.
"Kalau saya liat ibu-ibu rumah tangga pusing karena tidak dapat gas sementara kebutuhan memasak terus, dan saat mencari kesana, kesini baru dapat tapi harga jual dinaikkan. Tentu ini perlu jadi perhatian bersama jangan muncul asumsi ini pembiaran dan menguntungkan satu pihak tapi merugikan banyak pihak," jelasnya.
Dan jika memang sekarang ini harga jual gas lpg diatas HET maka Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Diskopdag) layak melakukan pengecekan lapangan bahkan jika memang perlu adanya operasi pasar untuk mengembalikan kembali masalah gas lpg yang menjadi masalah klasik dan terus terulang. *