Harga Kopi Turun Rp2.000, Nyaris Rp40 Ribu Perkilogram

Ilustrasi Harga Kopi----AI Image Generator-

AIRHITAM – Harapan petani kopi robusta di Lampung Barat kembali diuji. Memasuki pekan keempat Juli 2025, harga biji kopi kering mengalami penurunan drastis. Di sejumlah wilayah, harga nyaris pecah dari angka psikologis Rp40 ribu per kilogram, membuat para petani makin gelisah.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa penurunan terjadi merata. Di Kecamatan Batuketulis dan Batu Brak, harga tertinggi hanya bertahan di angka Rp43 ribu per kilogram. Sedangkan di wilayah timur seperti Air Hitam, Way Tenong, dan sekitarnya, harga sedikit lebih tinggi, namun tetap belum menggembirakan: hanya menyentuh Rp45 ribu per kilogram.

Kondisi ini membuat para petani memilih menahan hasil panen. Banyak karung-karung kopi yang dibiarkan ‘parkir’ di gudang rumah, menunggu momentum harga membaik—seperti yang terjadi tahun lalu saat harga tembus di atas Rp70 ribu per kilogram.

Menurut Rosikin, salah satu supplier kopi di Air Hitam, penurunan harga ini dipicu oleh faktor global. Brazil, sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia, sedang memasuki musim panen raya. Akibatnya, pasokan kopi di pasar internasional melimpah dan secara otomatis menekan harga kopi ekspor dari negara lain, termasuk Indonesia.

"Permainan harga global sangat berpengaruh. Kita tidak bisa melawan pasar dunia, apalagi saat panen raya negara penguasa kopi sedang berlangsung," ujar Rosikin.

Meski demikian, sebagian petani masih menyimpan optimisme. Mereka meyakini, harga kopi akan kembali naik pada September mendatang. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, periode itu kerap menjadi masa kebangkitan harga karena stok global mulai menipis dan permintaan kembali meningkat.

Namun sebelum harapan itu datang, para petani harus kembali bersabar—menahan panen, menekan pengeluaran, dan menanti perubahan dari pasar yang kian sulit ditebak. (rinto/nopri)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan