BALIKBUKIT – Satuan Tugas (satgas) Penanganan Konflik Gajah Suoh Lampung Barat (Lambar), terus memantau pergerakan kawanan gajah liar di Kecamatan Suoh. Terlebih pasca dipasangnya GPS Collar, pada salah satu gajah oleh tim gabungan beberapa waktu lalu yang memberikan kemudahan bagi petugas.
Pembina Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh Sugeng Hari Kinaryo Adi mengatakan, dengan pemasangan GPS tersebut, maka pihaknya bisa memantau pergerakan dari kawanan satwa dilindungi tersebut setiap waktu.
”Pergerakan kawanan gajah tersebut terus kami lakukan, dan tentunya kita bersyukur dipasangnya GPS pada salah satu gajah tersebut. Karena itu mempermudah kami dalam memantau pergerakan kawanan gajah, khususnya pada malam hari yang tidak memungkinkan dipantau langsung di lapangan karena akan sangat berbahaya,” ungkapnya.
Dengan dipantau melalui aplikasi pada handphone, kata dia, maka pihaknya bisa melakukan berbagai langkah antisifasi ketika kawanan gajah bergerak memasuki permukiman dan lainnya yang bisa merugikan masyarakat.
”Seperti sebelumnya, jika kawanan gajah terpantau mengarah ke permukiman, maka kami akan memberitahukan masyarakat untuk waspada dan bisa langsung melakukan langkah antisifasi seperti melakukan blokade,” kata dia.
Untuk diketaui, Tim gabungan dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) dan jajaran, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bengkulu, Masyarakat Konservasi Marga Satwa atau Wildlife Conservation Society (WCS) dan Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh, Lampung Barat (Lambar) berhasil memasang GPS Collar pada salah satu gajah liar di Kecamatan Suoh, Jumat 19 Juli 2024.
Lokasi pemasangan GPS pada satu ekor gajah yang diberi nama Lestari itu, dilakukan oleh tim gabungan di Pemangku Tri Tunggal, Pekon Banding Agung, Kecamatan Suoh. Pemasangan GPS dimulai dengan pembiusan pada 08.17 Wib, dan selesai dilakukan pemasangan pukul 9.45 WIB.
Kepala Seksi PTN Wilayah III Krui, Maris Feriyadi, S.H. M.Hum., mengungkapkan, proses pemasangan GPS dilakukan sejak Kamis 18 Juli 2024. Tim memulai dengan memantau dan menentukan titik lokasi yang tepat. ”Iya, sudah selesai dipasang,” ujarnya.
Maris Feriyadi yang memimpin langsung kegiatan di lapangan mengatakan dalam proses pemasangan GPS itu, pihaknya juga menghadirkan mahout (pawang gajah), kemudian tim dokter hewan yang akan membantu dalam proses penembakan bius pada gajah yang menjadi target untuk dipasang GPS.
"Pemasangan GPS Collar ini diharapkan bisa memberikan kontribusi yang posistif atas upaya mitigasi interaksi negatif manusia dan gajah liar di wilayah kerja SPTN Wilayah III Krui, khususnya di Resort Suoh dan sekitarnya," tandasnya. *