10 Shabat Dijamin Masuk Surga, Sa’id bin Zaid Mustajab Doanya
ilustrasi Sa'id bin Zaid -net--
Radalambar.bacakoran.co - Sa’id bin Zaid adalah seorang pemuda yang lembut hatinya. Ia masuk Islam saat masih berusia 20 tahun. Sa’id bin Zaid sangat menentang tradisi kaumnya. Dia tidak pernah iku menyembah berhala, tidak minum khamr, tidak berjudi ataupun perbuatan tercela lainnya.
Itu Semua, berkat didikan sang Ayah, Zaid bin Amru bin NufaiL. Dia taat menyembah Allah. Sepanjang hidupnya, sang ayah mencari agama Islam. Sa’id selalu bersamany. Sayang, pencariannya harus terhenti karena usia yang tak panjang. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ayaj Sa’id berdoa agar Sa’id bisa menemukan agama Islam, agama yang lurus.
Doa sang ayah terkabul, Sa’id menjadi salah seorang yang paling awal menerima serua Rasulullah ke dalam Islam. Dia langsung mengajak istrinya yaitu ADIK Umar bin Khattab, Fathimah binti Khattab pun langsung mengikuti agama yang diikuti suaminya.
Umar bin Khattab tahu. Saat itu Umar belum menerima Islam. Dia marah besar dan mendatangi rumah fathimah, kemudian terjadi pertengkaran diantara mereka, Umar memaksa Sa’id dan adiknya untuk kembali pada agama nenek moyang. Namun, Sa’id dan istrinya tetap adalam islam dan tak terpengaruh oleh ancaman kakaknya.
Keberanian dan kesabaran mereka melululuh hati Umar bin Khattab. Sifat kerasnya luluh karena mendengar bacaan Al-Quran sang adik. Allah memberikan petunjuk kepadanya dan Umar bin Khattab pun masuk Islam.
Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang memberikan petunjuk kebaikan, maka ia akanmendapatkan pahala berikut pahala orang yang mengikutinya dan itu sama sekali tidak mengurangi pahala orang yang melakukannya”.
Sa’id bin Zaid dan istrinya Fathimah menjadi perantara hidayah bagi Umar untuk masuk Islam. Semoga Allah berikan pahala kebaikan pada mereka. Sa’id sangat tekun beribadah dan mempelajari AL-Quran. Hidupnya pun sangat sederhana. Dia juga tidak pernah absen turt berjuang membela Islam, kecuali saat perang badar.
Saat pecah perang Badar, ada tugas penting yang harus dia lakukan, bersama Thalhah bin Ubaidillah. Mereka berdua di utus Rasulullah untuk mencari info tentang rombongan dagang Quraisy. Saat pulang perang badar telah dimenangkan oleh kaum Muslimin. Meksipun tidak ikut berperang, Sa’id dan Thalhah tetap diberi bagian rampasan perang oleh Rasulullah.
Sa’id ikut memenangkan peperangan melawan kekaisaran besar Romawi dan raja Kisra di persia. Setelah itu, Islam tersebar di banyak benua termasuk negara barat. Saat perang Yarmuk, melawan Romawi, jumlah pasukan sangat tidka seimbang. Sejumlah 24.000 pasukan Muslimin melawan 120.000 tentara musuh.
Bila ada sedikit harta, selalui dia sedekahkan. Harta rampasan perang juga selalu disumbangkan ke Baitul Maal. Kecuali sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Meski begitu, ada saja orang yang tega memfitnahnya. Dia dilaporkan kepada penguasa, dituduh mengambil hak tanah tetangganya. Sa’id merasa sangat terluka dan akhirnya diapun berdoa. Allha mengabulkanya, persis seperti apa yang dimintanya.
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah Muhammad bersabda, "Abu Bakar di Surga, 'Umar di Surga, 'Utsman di Surga, 'Ali di Surga, Thalhah di Surga, Az-Zubair di Surga, Sa'ad di Surga, Sa'id di Surga, At-Tirmidzi Abdurahman bin 'Auf di Surga, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di Surga," (HR. At-Thirmidzi). (*)