Prancis Kirim Kapal Induk Nuklir dan Ribuan Personel ke Asia-Pasifik
Dainal Coke Kapal Induk Tenaga Nuklir di Prancis Charles de Gaulle. Foto/AP--
Radarlambar.bacakoran.co - Militer Prancis memperluas aktivitasnya di kawasan Asia-Pasifik dengan rencana pengerahan kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaulle beserta armada pendukungnya.
Dikutip dari Radio Free Asia (RFA), Angkatan Laut Prancis menyatakan bahwa armada yang dipimpin Charles de Gaulle telah menyelesaikan serangkaian latihan di perairan Mediterania pada Oktober lalu. Latihan ini merupakan persiapan logistik dan operasional untuk misi jangka panjang yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Meskipun belum ada rincian pasti mengenai jalur misi ini, Naval News melaporkan bahwa kapal induk dan armada pendukungnya direncanakan berlayar melalui kawasan Mediterania Timur, Laut Merah, Samudra Hindia, hingga mencapai perairan Pasifik. Armada ini juga berpotensi melakukan kunjungan ke beberapa negara di Asia Timur seperti Jepang dan Filipina.
Dalam pelayarannya, armada ini diperkirakan akan mencakup berbagai aset militer, termasuk kapal perang pendukung, kapal selam, pesawat pengintai, jet tempur Rafale, serta helikopter. Total ada sekitar 3.000 personel yang akan terlibat dalam misi ini, yang juga melibatkan beberapa latihan multinasional dengan fokus pada keamanan maritim di perairan sekitar Indonesia.
Prancis memiliki sejarah panjang dalam hubungan militer di kawasan Asia-Pasifik, termasuk dalam bentuk kerja sama pertahanan dengan beberapa negara, seperti Indonesia dan Singapura. Selain itu, Prancis juga terlibat dalam proyek dukungan logistik untuk Penjaga Pantai Filipina.
Langkah Prancis ini mendapat perhatian dari pihak Tiongkok. Media pemerintah Tiongkok, Global Times, menyebut bahwa kehadiran militer Prancis ini bisa meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut dan menganggapnya sebagai bagian dari strategi NATO untuk memperluas pengaruh di Asia-Pasifik. Zhang Junshe, seorang pakar militer Tiongkok, turut menyatakan bahwa meskipun memiliki kapal induk bertenaga nuklir, kapasitas Prancis masih terbatas dalam hal proyeksi kekuatan di wilayah tersebut.(*)