Fakta Asap Putih di Belakang Pesawat ( Condensation Trails ), Ini Penjelasanya.

Reporter: Romdani |

Editor: Mujitahidin |

Rabu , 13 Nov 2024 - 13:18

Fenomena alami yang terjadi ketika uap air dari mesin pesawat bertemu dengan udara dingin dan lembap di ketinggian tinggi./foto: freepik--

fakta asap putih di belakang pesawat ( condensation trails ),  ini penjelasanya.                            radarlambar.bacakoran.co -pernahkah anda melihat garis-garis putih atau asap yang terbentuk di langit di belakang pesawat terbang, terutama pesawat yang terbang pada ketinggian tertentu,  fenomena ini dikenal sebagai " condensation trails " atau  " contrails " . 
 
meskipun sering dianggap sebagai asap, sebenarnya contrails adalah hasil dari proses fisika yang terjadi ketika uap air yang ada di udara mengalami kondensasi. berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang fenomena ini, sebagai berikut:
 
1. penjelasan tentang  contrails.
contrails (singkatan dari condensation trails) adalah jejak garis putih yang terbentuk di langit ketika pesawat terbang pada ketinggian tinggi. garis putih ini bukanlah asap yang keluar dari mesin pesawat, tetapi lebih tepatnya uap air yang mengalami kondensasi dan pembekuan, sehingga membentuk partikel-partikel es yang terlihat sebagai garis putih.
 
contrails terbentuk ketika gas buang dari mesin pesawat yang mengandung uap air bertemu dengan udara yang sangat dingin dan lembap di ketinggian tinggi, biasanya sekitar 8.000 hingga 12.000 meter (26.000 hingga 39.000 kaki). ketika uap air ini bercampur dengan udara dingin, ia cepat mendingin dan mengembun, membentuk tetesan air yang sangat kecil atau kristal es, menciptakan jejak putih yang kita lihat di langit.
 
2. proses terbentuknya contrails
proses terbentuknya contrails bisa dijelaskan secara sederhana dalam beberapa langkah:
   - pembakaran bahan bakar: ketika pesawat terbang, mesin pesawat membakar bahan bakar, menghasilkan gas karbon dioksida (co₂), nitrogen oksida (nox), dan uap air (h₂o) sebagai produk sampingan.
   - kondensasi: pada ketinggian tinggi, suhu udara sangat rendah (bisa mencapai -40°c atau lebih rendah). uap air yang keluar dari mesin pesawat ini bertemu dengan udara dingin, dan karena udara tersebut jenuh dengan uap air, kondensasi terjadi, membentuk uap air yang terlihat sebagai jejak putih di belakang pesawat.
   - pembekuan: pada ketinggian tersebut, sebagian besar uap air akan membeku menjadi kristal es kecil, membentuk jejak putih yang stabil di langit.
 
3. faktor yang mempengaruhi pembentukan contrails
beberapa faktor mempengaruhi apakah contrails akan terbentuk atau tidak, antara lain:
   - kelembapan udara: udara harus cukup lembap pada ketinggian tinggi untuk memungkinkan terbentuknya contrails. jika udara terlalu kering, uap air dari mesin pesawat akan menguap atau menghilang tanpa membentuk jejak yang terlihat.
   - suhu udara: udara harus cukup dingin di ketinggian untuk membekukan uap air menjadi kristal es. biasanya, suhu sekitar -40°c atau lebih rendah diperlukan untuk pembentukan contrails.
   - ketinggian terbang: contrails lebih sering terbentuk pada ketinggian yang sangat tinggi (sekitar 8.000-12.000 meter) di mana suhu udara cukup dingin dan kelembapan cukup tinggi.
 
4. jenis-jenis contrails
contrails dapat terbentuk dalam berbagai bentuk tergantung pada kondisi atmosfer saat itu. beberapa jenis contrails yang umum ditemui adalah:
   - linear contrails: garis lurus yang terbentuk di belakang pesawat yang terbang pada ketinggian tinggi dan kondisi kelembapan yang cukup.
   - persistent contrails: contrails yang tetap ada untuk waktu yang lama setelah pesawat melewatinya. ini terjadi ketika kelembapan udara cukup tinggi, sehingga kristal es dalam contrails tidak cepat menguap atau menghilang.
   - non-persistent contrails: contrails yang hanya muncul sesaat setelah pesawat terbang dan cepat menghilang. ini terjadi ketika kelembapan udara di ketinggian cukup rendah.
   - persistent spread contrails: dalam beberapa kasus, contrails bisa melebar dan membentuk lapisan awan tipis yang meluas di langit. ini terjadi ketika ada kelembapan yang sangat tinggi di udara, dan contrails tetap ada dalam waktu lama, bahkan bisa mengaburkan langit.
 
5. contrails dan dampaknya terhadap lingkungan
meskipun contrails terlihat seperti jejak yang tidak berbahaya, sebenarnya fenomena ini memiliki dampak lingkungan. ketika contrails menyebar dan membentuk awan tipis, mereka dapat mempengaruhi iklim bumi. lapisan awan yang terbentuk dari contrails dapat menyebabkan efek pemanasan global dengan cara:
   - efek pemanasan malam hari: awan yang terbentuk dari contrails dapat menangkap panas yang dipancarkan dari permukaan bumi, sehingga menyebabkan suhu malam hari menjadi lebih hangat. ini bisa berkontribusi pada pemanasan global dalam jangka panjang.
   - perubahan pada pola cuaca: peningkatan jumlah contrails di atmosfer dapat mempengaruhi pola cuaca di beberapa daerah, meskipun penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memahami dampak jangka panjangnya.
 
6. mitigasi dan kontroversi terkait contrails
beberapa pihak menganggap bahwa contrails dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan, dan ada spekulasi mengenai efek geoengineering (rekayasa iklim) yang menggunakan contrails sebagai cara untuk mengubah iklim. namun, sebagian besar ilmuwan setuju bahwa contrails hanyalah efek samping dari penerbangan dan bukan bagian dari upaya yang disengaja untuk memodifikasi cuaca.
 
sementara itu, ada juga upaya untuk mengurangi dampak emisi pesawat terhadap pembentukan contrails, misalnya dengan pengembangan bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan dan teknologi mesin yang lebih efisien.
 
contrails adalah fenomena alami yang terjadi ketika uap air dari mesin pesawat bertemu dengan udara dingin dan lembap di ketinggian tinggi. meskipun sering dianggap sebagai asap, contrails sebenarnya terdiri dari kristal es yang terbentuk akibat kondensasi. meskipun contrails dapat mempengaruhi iklim, mereka adalah hasil sampingan dari penerbangan modern yang tidak bisa dihindari sepenuhnya. namun, para ilmuwan terus mempelajari dampaknya terhadap lingkungan dan mencari cara untuk mengurangi efek negatif dari emisi pesawat terhadap atmosfer kita.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lambar - Jumat, 15 November 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan