Fakta Asap Putih di Belakang Pesawat ( Condensation Trails ), Ini Penjelasanya.
Fenomena alami yang terjadi ketika uap air dari mesin pesawat bertemu dengan udara dingin dan lembap di ketinggian tinggi./foto: freepik--
3. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Contrails
Beberapa faktor mempengaruhi apakah contrails akan terbentuk atau tidak, antara lain:
- Kelembapan Udara: Udara harus cukup lembap pada ketinggian tinggi untuk memungkinkan terbentuknya contrails. Jika udara terlalu kering, uap air dari mesin pesawat akan menguap atau menghilang tanpa membentuk jejak yang terlihat.
- Suhu Udara: Udara harus cukup dingin di ketinggian untuk membekukan uap air menjadi kristal es. Biasanya, suhu sekitar -40°C atau lebih rendah diperlukan untuk pembentukan contrails.
- Ketinggian Terbang: Contrails lebih sering terbentuk pada ketinggian yang sangat tinggi (sekitar 8.000-12.000 meter) di mana suhu udara cukup dingin dan kelembapan cukup tinggi.
4. Jenis-jenis Contrails
Contrails dapat terbentuk dalam berbagai bentuk tergantung pada kondisi atmosfer saat itu. Beberapa jenis contrails yang umum ditemui adalah:
- Linear Contrails: Garis lurus yang terbentuk di belakang pesawat yang terbang pada ketinggian tinggi dan kondisi kelembapan yang cukup.
- Persistent Contrails: Contrails yang tetap ada untuk waktu yang lama setelah pesawat melewatinya. Ini terjadi ketika kelembapan udara cukup tinggi, sehingga kristal es dalam contrails tidak cepat menguap atau menghilang.
- Non-Persistent Contrails: Contrails yang hanya muncul sesaat setelah pesawat terbang dan cepat menghilang. Ini terjadi ketika kelembapan udara di ketinggian cukup rendah.
- Persistent Spread Contrails: Dalam beberapa kasus, contrails bisa melebar dan membentuk lapisan awan tipis yang meluas di langit. Ini terjadi ketika ada kelembapan yang sangat tinggi di udara, dan contrails tetap ada dalam waktu lama, bahkan bisa mengaburkan langit.
5. Contrails dan Dampaknya terhadap Lingkungan