RI Miliki 42% Cadangan Nikel Dunia, Sumber Daya Besar untuk Kemakmuran Bangsa
Ilustrasi nikel. Foto: REUTERS--
Radarlambar.bacakoran.co- Indonesia kini tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, menguasai sekitar 42% dari total cadangan global.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa potensi ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat ekonomi nasional, khususnya melalui sektor mineral dan batu bara (minerba).
Menurut Bahlil, data terkini dari Badan Geologi Amerika pada 2024 menunjukkan adanya revisi signifikan terkait jumlah cadangan nikel Indonesia. "Pada 2022-2023, cadangan kita tercatat sebesar 25% dari total dunia. Namun, data terbaru tahun ini menunjukkan peningkatan hingga 42%. Ini membuktikan bahwa Indonesia memegang peran kunci dalam rantai pasokan nikel global," ujar Bahlil dalam acara Minerba Expo 2024 di Jakarta.
Dengan melimpahnya sumber daya ini, sektor minerba telah menjadi salah satu penyumbang utama pendapatan negara. Pada 2014, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ini hanya mencapai Rp 29 triliun. Namun, saat ini jumlah tersebut meningkat drastis menjadi lebih dari Rp 170 triliun, setara dengan 10-11% dari total pendapatan negara.
"Total kontribusi PNBP dari sektor ESDM, termasuk migas, telah melampaui Rp 300 triliun. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang tepat atas sumber daya alam kita dapat memberikan manfaat luar biasa bagi masyarakat," jelas Bahlil.
Bahlil menekankan pentingnya memastikan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus sesuai dengan konstitusi, yaitu Pasal 33 UUD 1945. Ia menegaskan bahwa kekayaan alam Indonesia harus dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat, bukan hanya untuk keuntungan segelintir pihak.
"Kita harus memastikan sumber daya alam digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Ini adalah amanat yang tidak boleh kita abaikan," tegasnya.
Nikel merupakan salah satu bahan utama dalam produksi baterai kendaraan listrik, yang menjadi bagian penting dari tren global menuju energi bersih. Dengan cadangan yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dalam rantai pasokan baterai dunia, sekaligus menciptakan nilai tambah melalui pembangunan industri pengolahan dalam negeri.
"Kekayaan ini adalah aset strategis bangsa. Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa menjadi pemain utama dalam industri global dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia," tutup Bahlil.
Potensi besar ini tidak hanya menawarkan peluang ekonomi, tetapi juga menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memastikan bahwa pengelolaan sumber daya dilakukan secara berkelanjutan dan adil, demi masa depan yang lebih cerah.(*)