Petani Optimis Harga Kopi Robusta Naik Hingga Rp65 Ribu Perkilogram
Dok - HARGA jual kopi kopi robusta kembali naik petani kembali lakukan penjualan.--Foto Rinto Arius.--
SEKINCAU – Memasuki bulan November, kabar baik datang untuk petani kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Harga jual biji kopi kering kembali mengalami kenaikan signifikan, kini mencapai Rp65.000 per kilogram, memberikan angin segar bagi para petani yang bergantung pada komoditas ini.
Menurut sejumlah pengepul kopi di Kecamatan Sekincau dan Belalau, kenaikan harga ini mencerminkan tren positif yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.
Selamat Kenitu, seorang pengepul di Pekon Hujung, Kecamatan Belalau menjelaskan bahwa fluktuasi harga kopi adalah hal yang biasa karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Selamat menambahkan bahwa faktor pasar internasional memainkan peran besar dalam menentukan harga kopi. Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga kualitas biji kopi, khususnya tingkat kekeringan, agar harga jual tetap kompetitif di pasar.
"Petani harus memastikan biji kopi yang dijual memiliki kualitas yang baik, terutama dari segi tingkat kekeringan. Hal ini akan mempengaruhi harga dan daya saing di pasar," jelas Selamat.
Ia juga optimis harga jual biji kopi dapat mencapai puncak Rp70.000 per kilogram, seperti yang terjadi pada awal musim panen tahun ini. Harapan ini sejalan dengan tren kenaikan harga yang konsisten selama tiga bulan terakhir.
Sementara itu, Bangsawan, seorang petani kopi di wilayah tersebut, mengungkapkan optimismenya terhadap musim panen mendatang. Ia berharap hasil panen pada tahun 2025 akan lebih baik jika tidak terkendala oleh cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi produksi.
"Kami selalu berharap hasil panen meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dengan harga yang terus naik, kami semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas kopi robusta kami," ujar Bangsawan.
Meskipun kabar kenaikan harga ini menjadi angin segar bagi petani, tantangan masih tetap ada. Cuaca yang tidak menentu, fluktuasi nilai tukar rupiah, dan persaingan di pasar global menjadi hal yang harus diantisipasi.
Namun, dengan persiapan yang baik dan komitmen menjaga kualitas produk, petani Lampung Barat optimis menghadapi masa depan yang lebih cerah.
Kopi robusta Lampung Barat, yang telah dikenal memiliki kualitas unggul, diharapkan dapat terus menjadi andalan perekonomian daerah dan membawa kesejahteraan bagi para petaninya.
November ini menjadi awal yang baik, dan para petani berharap tren positif ini terus berlanjut hingga musim panen mendatang. (rinto/nopri)