BRIDA Gelar FGD Strategi Mempertahankan Produktivitas Kopi
FGD : Asisten II Bidang Ekbang Wasisno Sembiring pada saat membuka acara FGD Strategi Mempertahankan Produktivitas Kopi Pasca Panen Raya tahun 2024. Foto Lusiana--
BALIKBUKIT – Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu daerah yang menghasilkan kopi terbesar di Provinsi Lampung. Hal itu diungkapkan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Wasisno Sembiring, S.E, M.P., pada saat membuka acara Focus Group Discussion (FGD) Strategi Mempertahankan Produktivitas Kopi Pasca Panen Raya tahun 2024 yang digelar Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) di Aula Pakuwon, Bappeda, Senin 9 Desember 2024.
Dijelaskannya, perkebunan kopi di Lampung Barat hampir seluruhnya merupakan perkebunan rakyat, oleh karenanya perkebunan kopi memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber pendapatan utama masyarakat.
Dikatakannya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan kegiatan kunjungan kerja (Kunker) ke Kabupaten Lampung Barat saat terjadinya musim panen raya kopi. Kunjungan tersebut, sebagai bagian upaya pemerintah untuk terus memperkuat dukungan terhadap komoditas kopi yang ada di Indonesia khususnya di Lampung Barat.
“Tahun 2024, harga kopi terus naik, sementara volume untuk permintaan ekspor juga terus naik. Oleh sebab itu sangat penting bagi petani kopi untuk tetap menjaga produktivitas kopi perhektarenya agar semakin meningkat dipanen raya tahun depan,” kata dia.
Lebih jauh dia mengungkapkan, data dari Dinas Perkebunan dan Peternakan tercatat produksi dan produktifitas kopi di Kabupaten Lampung Barat tahun 2024 mengalami peningkatan dibanding tahun 2023 lalu, yaitu mencapai 62.979 ton dengan rata-rata produktivitas 1.260-3.500 kilogram/hektar. “Produksi kopi sangat dipengaruhi oleh pola manajemen perawatan atau budidaya,” tegas Wasisno.
“Tanpa pemupukan yang sesuai, tanpa memgendalikan organisme pengganggu tumbuhan, pemangkasan lepas panen yang tidak memadai ditambah penggunaan herbisida yang masif dalam mengendalikan gulma, jangan berharap produksi akan mencapai batas optimal atau setidaknya bertahan,” sambungnya.
Wasisno berharap dengan pelaksanaan FGD ini dapat menjadi tempat bagi seluruh petani kopi untuk mendapatkan informasi dan masukan dalam upaya memapertahankan dan menjaga produktivitas kopi di panen raya tahun depan.
Sementara itu, dalam laporannya Analis Data Ilmiah Ahli Madya pada BRIDA Lampung Barat Sri Mulyani, S.H mendampingi Plt. Kepala BRIDA Agustanto Basmar, S.P, M.Si., mengungkapkan adapun maksud dan tujuan digelarnya kegiatan FGD Strategi Mempertahankan Produktivitas Kopi Pasca Panen Raya Tahun 2024 yaitu untuk mengetahui bagaimana peran sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan dalam perekonomian Lampung Barat.
Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana strategi pembangunan dan peningkatan tanaman kopi di Kabupaten Lampung Barat serta untuk mengetahui cara dan langkah langkah yang dilakukan petani kopi yang sukses dalam menjaga konsistesi produktivitas kopi.
“Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Focus Group Discussion ini akan gunakan sebagai dasar atau rekomendasi untuk Petani kopi di Lampung Barat untuk tetap menjaga produktivitas kopi perhektarenya agar semakin meningkat dipanen raya tahun 2025,” harapnya
Masih kata dia, peserta kegiatan FDG yaitu perwakilan dari Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, Tenaga Ahli Kelitbangan, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Camat Balik Bukit, Camat Sukau dan Camat Batu Brak.
Kemudian Penyuluh Pertanian Kecamatan Balik Bukit, Sukau, Batu Brak. Lalu petani kopi di Kecamatan Balik Bukit, Sukau dan Batu Brak, Badan Pusat Statistik Lampung Barat, Bagian Perekonomian Setdakab, Pengusaha Kopi Ratu Luwak, Pengusaha Kopi Tugu Liwa, Pengusaha AAS Kopi, Pengusaha Kopi Hernawan, Pengusaha Jual Beli Kopi (Hamtebiu). “Narasumber pada kegiatan FGD ini adalah Kepala Bappeda Agustanto Basmar, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Yudha Setiawan serta Penggiat dan Petani Kopi Milenial Safruddin,” pungkas dia. *