Pemancar dan BB-TNBBS Teken Komitmen Konservasi, Tanam 10 Ribu Pohon
KOMITMEN_ KTH Kayu Lana bersama BB-TNBBS laksanakan penanaman pohon kembalikan ekosistem TNBBS. Foto Dok --
PESISIR UTARA – Kelompok Tani Hutan (KTH) Kayu Lana Lestari, Pekon Pemancar, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), bersama Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS), Rabu 19 November 2025 melaksanakan penandatanganan komitmen konservasi serta aksi penanaman pohon dalam rangka pemulihan ekosistem TNBBS.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Balai Besar TNBBS, Hifzon Zawahiri, S.E., M.M., Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Henny Yulistiani, Kapolsek Pesisir Utara, Iptu Imam Sanuan., Plt. Camat Lemong, Nurohmad, Camat Pesisir Utara, Tri Heri Purwanto, Peratin Pemancar, Dairatul Updir, anggota KTH Kayu Lana Lestari, KPA Gunung Batu Jaya, WCS-IP, KPH Pesisir Barat dan masyarakat Pemancar.
Kepala Balai Besar TNBBS, Hifzon Zawahiri, S.E., M.M., dalam kesempatan itu menjelaskan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan kawasan konservasi penting yang berperan strategis dalam menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem.
“TNBBS juga ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional karena menjadi habitat satwa kunci seperti harimau sumatra, gajah sumatra, dan badak Sumatra,” kata dia.
Dijelaskannya, kawasan itu kini menghadapi tantangan serius berupa degradasi ekosistem. Berdasarkan data rentang tahun 2000–2022, terjadi perubahan tutupan hutan seluas 36.823 hektare, atau setara 13,30 persen dari total luas kawasan hutan tahun 2000 sebesar 276.734 hektare.
“Penurunan tersebut didominasi oleh alih fungsi lahan menjadi perkebunan kopi yang dipicu oleh aktivitas perambahan sejak tahun 1960,” jelasnya.
Menurutnya, berkurangnya tutupan hutan tidak hanya mengancam keberlangsungan habitat satwa liar, tetapi juga meningkatkan potensi konflik antara satwa dan manusia. Ketika habitat mengecil, satwa cenderung keluar mencari makan ke permukiman dan lahan pertanian, yang kerap memicu insiden berbahaya bagi manusia.
“Selain itu, kerusakan hutan di TNBBS turut berkontribusi terhadap meningkatnya risiko bencana banjir di wilayah penyangga seperti Lampung Barat, Pesisir Barat dan Tanggamus,” terangnya.
Ditambahkannya, sebagai langkah mengurangi kerusakan itu, BB-TNBBS bersama KTH Kayu Lana Lestari, Pekon Pemancar, melaksanakan Penandatanganan Komitmen Konservasi dan Aksi Penanaman 10.000 Pohon dalam rangka Pemulihan Ekosistem TNBBS pada area seluas 106 hektare di Resor Pugung Tampak, Seksi Pengelolaan TN Wilayah III, Bidang Pengelolaan Wilayah II. Kegiatan ini dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan unsur masyarakat setempat.
“Ada 10.000 bibit pohon yang ditanam berasal dari swadaya KTH Kayu Lana Lestari dan bantuan WCS-IP itu terdiri dari berbagai jenis tanaman hutan dan tanaman buah lokal, seperti, Jengkol, Petai, Durian, Damar, Salam, Duku, Pasang, Jambu, Meranti putih, Medang, Bayur dan Pasak bumi,” terangnya
Karena itu, program pemulihan ekosistem itu diharapkan mampu mengembalikan fungsi ekologis TNBBS, memperkuat tutupan hutan, mengurangi konflik satwa liar, serta mendukung keberlanjutan lingkungan bagi masyarakat di sekitarnya. “Keterlibatan langsung masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kawasan konservasi agar tetap lestari untuk generasi mendatang,” pungkasnya. (yogi/*).