Mardiono: Pemimpin PPP Harus Paham Tradisi dan Karakteristik Partai
Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono.//Foto:dk/net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono, menegaskan pentingnya pemahaman mendalam tentang seluk-beluk partai bagi calon pemimpin PPP. Ia mempertanyakan logika di balik kemungkinan orang yang belum mengenal partai secara utuh tiba-tiba diamanahkan untuk memimpin.
Mardiono disela-sela penutupan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II PPP di Ancol, Jakarta, Sabtu 14 Desember 2024 kemarin justru bertanya rasional atau tidak kalau seseorang yang belum memahami dinamika, tradisi dan karakteristik PPP tiba-tiba menjadi pemimpin? Dia malah mengaku sulit untuk diterima.
Menurut Mardiono, PPP adalah partai politik berbasis pengkaderan yang telah lama eksis di Indonesia. Ia mengaku belum pernah melihat partai dengan sejarah panjang dipimpin oleh seseorang yang baru masuk ke dalam struktur keanggotaan partai.
Ditegaskannya, kader yang sudah puluhan tahun mengabdi saja belum tentu memahami totalitas PPP sepenuhnya. Bagaimana mungkin orang yang baru masuk tiba-tiba dipercaya memimpin? Itu adalah sesuatu yang sulit dipahami, setidaknya dari sudut pandangnya dan kolega nya yang lain di PPP.
Meski demikian, Mardiono tidak sepenuhnya menutup kemungkinan itu. Ia menjelaskan bahwa perubahan semacam itu hanya dapat dilakukan jika seluruh kader setuju dalam forum tertinggi partai, dengan terlebih dahulu melakukan revisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Sebab menurutnya, PPP adalah partai yang terbuka. Tapi, ada mekanisme yang harus dipatuhi, baik yang diatur dalam AD/ART maupun tradisi partai.
Empat Nama Masuk Bursa Ketua Umum
Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M. Romahurmuziy, mengungkapkan bahwa ada empat nama yang masuk dalam bursa calon Ketua Umum PPP. Nama-nama tersebut antara lain adalah Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman.