Meski Satu Ekor Harimau Tertangkap, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada

WARGA Kecamatan Suoh Lampung Barat, tetap harus waspada meskipun satu ekor Harimau Sumatera berhasil tertangkap dalam jebakan yang dipasang petugas. Foto Dok --

SUOH – Warga Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, akhirnya sedikit lega setelah seekor Harimau Sumatera berhasil tertangkap dalam jebakan yang dipasang petugas pada Kamis (12/12/2024) lalu.

Harimau tersebut ditemukan di Talang Santani, Pekon Bumi Hantatai, sebuah area yang memang dikenal sebagai jalur perlintasan satwa liar. Penangkapan ini dilakukan menyusul kekhawatiran warga yang resah dengan kemunculan harimau yang sering mendekat ke perkebunan mereka.

Tim gabungan yang terdiri dari petugas Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Resort Suoh, Polri, TNI, dan pihak terkait lainnya bekerja keras untuk menangkap satwa yang dilindungi tersebut tanpa melukainya.

Meskipun harimau Sumatera dikenal agresif saat terpojok, proses penangkapan berjalan lancar dan satwa tersebut berhasil diamankan dengan hati-hati.

Meski demikian, Camat Suoh, Dapet Jakson, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama di kawasan yang sering dilalui harimau.

Meskipun harimau yang tertangkap belum dipastikan sebagai pelaku yang memangsa ternak atau berinteraksi dengan warga sebelumnya, Dapet menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, khususnya di wilayah-wilayah yang menjadi jalur perlintasan satwa liar seperti Pemangku Kalibala dan Pekon Sukamarga.

”Meskipun harimau yang tertangkap ini belum dipastikan yang memangsa ternak warga beberapa waktu lalu, kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati. Kami sarankan agar warga bepergian ke kebun dengan berkelompok untuk mengurangi risiko,” ujar Dapet Jakson.

Harimau Sumatera, kata dia, sebagai satwa yang sangat teritorial, sering memasuki kebun warga untuk mencari makan, dan ini dapat menimbulkan ancaman terhadap keselamatan manusia dan kerusakan tanaman.

Oleh karena itu, Camat Suoh juga mengingatkan pentingnya komunikasi yang baik antara warga dan petugas terkait. Masyarakat diminta untuk segera melaporkan jika menemukan jejak atau tanda-tanda keberadaan harimau agar petugas dapat segera mengambil tindakan yang tepat.

”Fenomena konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya harimau Sumatera, bukanlah hal baru di Lampung Barat. Dalam beberapa tahun terakhir, harimau sering memasuki kawasan pemukiman dan perkebunan warga, menyebabkan kerugian materiil serta ancaman terhadap keselamatan jiwa,” kata dia..

Pemerintah setempat, bersama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan lembaga konservasi lainnya, terus berupaya untuk melakukan mitigasi dengan berbagai cara, seperti memasang jebakan, memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara menghindari konflik, serta melakukan patroli untuk mendeteksi keberadaan satwa liar lebih dini.

Dapet Jakson menegaskan bahwa selain menangani konflik, penting juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem dengan melindungi harimau Sumatera yang saat ini statusnya terancam punah. 

“Penangkapan harimau ini menjadi pengingat bahwa pelestarian alam dan satwa liar adalah tanggung jawab bersama. Kami berharap upaya perlindungan terhadap harimau dan satwa liar lainnya terus ditingkatkan agar konflik yang merugikan kedua belah pihak, baik manusia maupun satwa, dapat diminimalkan,” ujarnya.

Kedepan, pemerintah setempat berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengamankan area yang rawan menjadi jalur perlintasan satwa. Camat Suoh juga berharap agar warga semakin sadar akan pentingnya pelestarian alam, sehingga manusia dan satwa liar, seperti harimau Sumatera, bisa hidup berdampingan dengan aman.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan