Selama 2024, 3 Kasus Kematian Akibat DBD

Dinas Kesehatan Pesisir Barat terus rutin memantau perkembangbiakan jentik nyamuk DBD, selama tahun 2024 tercatat tiga kasus kematian akibat DBD. foto dok--

PESISIR TENGAH - Sepanjang tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pesisir Barat (Pesbar) mencatat terdapat 260 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari total kasus itu, tiga di antaranya berakhir dengan kematian. Data ini menjadi perhatian utama Dinkes setempat yang berkomitmen untuk memperkuat langkah pencegahan terhadap lonjakan kasus serupa pada tahun 2025.

Kepala Dinkes Pesbar, Wike Wijayanti, S.ST., M.M., mengatakan bahwa, tingginya angka kasus DBD di tahun 2024 yang tersebar di berbagai wilayah Puskesmas seperti Puskesmas Krui, Krui Selatan, Way Krui, Karyapenggawa, Biha, dan Puskesmas lainnya, menunjukkan adanya kecenderungan yang perlu diwaspadai.

“Kasus DBD ini cukup tinggi dengan angka 260 kasus, dan kita juga cukup prihatin dengan adanya tiga kematian yang tercatat,” katanya.

Dijelaskannya, dengan tingginya kasus hingga adanya kasus kematian itu tentuya kedepan akan menjadi tanggung jawab Pemkab Pesbar melalui Dinkes setempat untuk mempercepat langkah-langkah pencegahan agar hal serupa tidak terulang lagi di masa mendatang. Secara rinci, lonjakan kasus DBD tercatat pada bulan Februari yakni sebanyak 75 kasus dengan dua kasus kematian. Kasus kematian tersebut terjadi di Pekon Walur, Kecamatan Krui Selatan, dan Pekon Marang, Kecamatan Pesisir Selatan.

“Selain itu, di bulan Januari tercatat 28 kasus DBD dengan satu kasus kematian yang terjadi di Pasar Mulya Barat, Kelurahan Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah,” jelasnya.

Masih kata dia, dari total 260 kasus DBD sepanjang tahun 2024 itu, juga tercatat pada bulan Maret sebanyak 42 kasus, sementara pada bulan April terjadi penurunan yang signifikan dengan hanya 10 kasus. Namun, meskipun ada penurunan pada beberapa bulan seperti April, kasus kembali meningkat pada bulan Mei yang mencatatkan 25 kasus, dan di bulan Juni jumlah kasus bahkan meningkat menjadi 28. Pada bulan Juli, angka kasus mulai menunjukkan penurunan dengan 26 kasus, dan pada bulan Agustus hanya tercatat 13 kasus.

“Lalu, di bulan September, jumlah kasus DBD menurun drastis menjadi empat kasus, diikuti bulan Oktober dan November yang masing-masing mencatatkan tiga kasus,” katanya.

Sedangkan, lanjutnya, memasuki bulan Desember ini tercatat enam kasus DBD, dan hingga saat ini selain tiga pasien yang meninggal, semua pasien lainnya telah dinyatakan sembuh. Dengan meningkatnya jumlah kasus di beberapa bulan, terutama pada periode puncak seperti Februari dan Juni, pihaknya juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan DBD, terutama saat musim hujan yang diprediksi akan berlangsung pada awal tahun 2025.

“Langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif harus dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Kita juga akan berupaya meningkatkan edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan pemberantasan jentik nyamuk secara rutin, dan upaya pencegahan lainnya,” pungkasnya.*

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan