DD 2025 Fokuskan Ketahanan Pangan, BLT DD-Pengembangan Potensi Lokal

Kabid Pemerintahan Pekon DPMP Lambar Fauzan Ariadi, S.E, M.M--

BALIKBUKIT - Tahun Anggaran 2025 menjadi momentum penting bagi pemerintah pekon untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Desa PDT Nomor 2 Tahun 2024, pemerintah pekon diminta untuk memfokuskan penggunaan Dana Desa pada sektor-sektor yang mendukung ketahanan pekon dan memperbaiki kualitas hidup warga secara menyeluruh.

Merujuk Permendes PDTT tersebut, Kabid Pemerintahan Pekon pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon (DPMP), Fauzan Ariadi menjelaskan bahwa Salah satu fokus utama pengelolaan dana tahun ini adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT), yang mendapatkan alokasi maksimal sebesar 15%. Program BLT bertujuan untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang kurang mampu.

Selain itu, ketahanan pangan menjadi prioritas yang tak kalah penting, dengan alokasi minimal 20%. Di banyak pekon, sektor pertanian merupakan pilar utama perekonomian, dan penguatan ketahanan pangan akan menjadi kunci dalam menjaga kestabilan ekonomi pekon. 

“Dana Desa akan digunakan untuk meningkatkan produksi pangan lokal, memperbaiki sistem distribusi, dan mengurangi ketergantungan pada pangan impor. Selain itu, petani akan didorong untuk lebih mandiri dan inovatif dalam mengelola hasil pertanian mereka, sementara ketahanan pangan keluarga akan diperkuat,” jelasnya 

Selanjutnya, Dana Desa tahun 2025 akan digunakan untuk penguatan pekon yang adaptif terhadap perubahan iklim. Banyak pekon yang rawan terhadap bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Oleh karena itu, dana akan dialokasikan untuk membangun infrastruktur ramah lingkungan, seperti saluran drainase yang baik, serta melakukan program penghijauan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dengan demikian, pekon diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang meskipun menghadapi perubahan iklim yang semakin drastis.

“Kemudian peningkatan layanan kesehatan dasar, terutama dalam penanganan stunting, menjadi sektor berikutnya yang difokuskan dalam penggunaan Dana Pekon. Masalah gizi buruk dan stunting masih menjadi tantangan besar, sehingga dana akan digunakan untuk memperbaiki fasilitas kesehatan, memperkuat pelatihan tenaga medis lokal, dan melakukan kampanye kesehatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang bagi ibu hamil dan anak-anak. Upaya ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting dan memastikan generasi penerus tumbuh dengan kondisi fisik yang lebih baik,” papar dia.

Selain itu, pengembangan potensi dan keunggulan desa juga akan menjadi salah satu fokus penting dalam penggunaan Dana Desa 2025. Setiap pekon memiliki keunikan dan potensi yang dapat digali lebih lanjut, baik itu dalam bidang pertanian, kerajinan, pariwisata, atau sektor lainnya. Dana akan digunakan untuk mengembangkan potensi tersebut, melalui pelatihan masyarakat dan pembangunan fasilitas pendukung yang dapat memperkuat daya saing produk lokal di pasar.

“Selanjutnya, pemanfaatan teknologi dan informasi juga menjadi prioritas dalam mewujudkan desa digital. Dana desa akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur teknologi, menyediakan fasilitas internet, dan memberikan pelatihan penggunaan teknologi untuk perangkat pekon dan masyarakat. Transformasi digital ini akan mempermudah akses informasi, meningkatkan transparansi dalam pemerintahan, serta mempercepat pelayanan publik di tingkat pekon,” jelasnya

Kemudian, pembangunan berbasis padat karya tunai juga akan menjadi prioritas tahun ini, yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam proyek-proyek pembangunan. Program ini melibatkan langsung masyarakat dalam pembangunan infrastruktur, sekaligus membuka peluang lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal. Dengan adanya padat karya tunai, masyarakat tidak hanya terlibat dalam pembangunan, tetapi juga memperoleh penghasilan tambahan.

“Tidak kalah penting, penggunaan bahan baku lokal dalam pembangunan juga akan diperkuat. Dengan mengutamakan bahan-bahan lokal, pemerintah pekon dapat mendukung perekonomian lokal sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk luar daerah,” kata dia 

Terkait itu, pihaknya menekankan pentingnya pengelolaan Dana Desa dengan fokus pada prioritas yang tepat. Menurutnya, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan koordinasi yang baik antara pemerintah pekon, kabupaten dan masyarakat itu sendiri. 

Fauzan menegaskan, “Fokus kita adalah pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pelaku utama dalam setiap proses pembangunan,” tegasnya. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan