Jaliteng, Sapi Lokal Berkualitas dengan Pertumbuhan Cepat

Sapi ternak / Foto-- Pixabay--
Radarlambar.Bacakoran.co - Sapi Jaliteng adalah hasil persilangan antara banteng Jawa dan sapi Bali, menciptakan sapi lokal unggulan yang memiliki keunggulan dalam pertumbuhan cepat dan bobot besar. Indukan jantan yang digunakan adalah banteng Jawa yang berasal dari Taman Nasional Baluran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sedangkan indukan betina adalah sapi Bali. Nama "Jaliteng" sendiri merupakan akronim yang menggambarkan asal-usulnya, yaitu Jawa Timur, Bali, dan banteng.
Keunggulan utama sapi Jaliteng terletak pada ukuran tubuh yang besar dan kemampuan adaptasi yang sangat baik, berkat pengaruh genetik dari banteng Jawa. Daging sapi Jaliteng cenderung rendah lemak, hal ini karena banteng yang menjadi induk jantan hidup di lingkungan tropis dan telah beradaptasi dengan kondisi tersebut. Selain itu, banteng memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat, sehingga lebih tahan terhadap penyakit tertentu seperti caplak. Sistem pencernaan banteng juga sangat efisien berkat keberagaman mikroba pengurai dalam lambung, yang turut mendukung kesehatan dan pertumbuhan sapi Jaliteng.
Sapi Bali, yang digunakan sebagai indukan betina, meskipun dikenal karena rasanya yang manis dan digemari di daerah tertentu, mengalami penurunan kualitas karena praktik perkawinan sedarah. Hal ini berpotensi mengurangi bobot dan kecepatan pertumbuhannya. Oleh karena itu, sapi Bali dikawinkan dengan banteng Jawa untuk menghasilkan keturunan dengan kualitas yang lebih baik, yaitu sapi Jaliteng.
Proses perkawinan sapi Bali dan banteng dilakukan secara alami di Taman Safari Indonesia 2, yang menghasilkan anakan sapi Jaliteng dengan bobot awal antara 8 hingga 9 kg, lebih besar dibandingkan anakan sapi Bali. Dalam waktu enam bulan, bobot anakan Jaliteng dapat mencapai lebih dari 100 kg, yang menunjukkan potensi pertumbuhannya yang pesat.
Untuk mendukung pertumbuhan optimal, sapi Jaliteng diberi pakan utama berupa rumput segar, pelet, serta tambahan wortel, kacang panjang, ubi, dan mineral blok untuk memenuhi kebutuhan kalsium. Sapi-sapi ini dilepas di padang rumput pada pukul 09:00 hingga 15:00 setiap hari, kecuali bagi sapi yang sedang dalam proses kawin.
Program pengembangan sapi Jaliteng ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, dan Taman Safari Indonesia 2, yang bertujuan untuk memperkenalkan sapi lokal dengan kualitas unggul di pas