Akibat Konflik Satwa, Wisata Kawah Nirwana Perlahan Ditinggalkan

PEKON Sukamarga Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat yang terkenal dengan wisata alam Kawah Nirwana kini mulai ditinggalkan. -Foto Dok---

Radarlambar.bacakoran.co - Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, yang terkenal dengan wisata alam Kawah Nirwana, kini tengah menghadapi kenyataan pahit. Wisata yang semula menjadi salah satu daya tarik utama bagi para wisatawan, kini perlahan ditinggalkan.

Penutupan wisata ini disebabkan oleh konflik yang semakin sering terjadi antara manusia dan harimau sumatera yang menghuni kawasan tersebut. Dalam setahun terakhir, terutama pada tahun 2024 dan awal 2025, peristiwa tragis yang melibatkan harimau sumatera telah menewaskan empat orang, yang membuat masyarakat dan pihak berwenang memutuskan untuk menutup kawasan wisata tersebut demi keselamatan.

Menurut salah seorang warga Pekon Sukamarga, Hartono, penutupan Kawah Nirwana sudah berlangsung cukup lama. Ia mengungkapkan bahwa konflik dengan harimau sumatera yang semakin sering terjadi membuat pemerintah pekon bersama pihak terkait harus mengambil langkah tegas untuk menutup wisata tersebut. 

Leputusan ini diambil setelah beberapa kejadian tragis yang melibatkan harimau, yang bahkan telah merenggut nyawa empat warga pada tahun 2024 dan awal 2025 di kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh.

"Setiap orang yang tinggal di sekitar kawasan wisata ini sudah merasa khawatir, bahkan banyak yang merasa takut untuk beraktivitas di luar rumah. Wisata Kawah Nirwana yang dulunya ramai oleh pengunjung kini sepi," ungkap Hartono.

Penutupan Kawah Nirwana tentu memberi dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat sekitar, khususnya yang bergantung pada kunjungan wisatawan. Kawah Nirwana, dengan keindahan alamnya yang memukau, memang menjadi salah satu destinasi utama wisatawan yang datang ke Kecamatan Suoh. Banyak warga yang menggantungkan hidup mereka dengan berdagang makanan, baju, hingga menyediakan akomodasi bagi pengunjung.

Sementara Peratin Sukamarga, Jaimin, turut membenarkan bahwa penutupan tersebut memang dilakukan dengan alasan keamanan. "Kami sangat menyayangkan keputusan ini, karena Kawah Nirwana adalah salah satu tujuan wisata utama yang dapat meningkatkan perekonomian warga. Tetapi, ketika keselamatan menjadi taruhannya, kami tidak bisa berbuat banyak. Kami khawatir harimau bisa mengancam wisatawan yang datang," jelas Jaimin.

Dampak penutupan Kawah Nirwana tentu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Pekon Sukamarga, tetapi juga oleh seluruh warga Kecamatan Suoh yang bergantung pada sektor pariwisata.

Meskipun Kawah Nirwana kini sepi dari pengunjung, masyarakat dan pemerintah setempat masih berharap agar suatu saat destinasi wisata ini bisa kembali dibuka dengan lebih aman. Dalam waktu dekat, diharapkan pihak terkait dapat bekerja sama dengan lembaga konservasi satwa dan ahli ekologi untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi konflik manusia dan harimau sumatera.

"Semoga ke depan ada solusi yang bisa menguntungkan semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, dan tentu saja harimau sumatera. Kami tetap berharap Kawah Nirwana bisa kembali menjadi daya tarik wisata yang aman dan memberikan manfaat bagi perekonomian kami," harap Jaimin, Peratin Sukamarga.

Aktivitas jual beli yang semula ramai kini sepi, dan pendapatan banyak pedagang berkurang signifikan. Beberapa pedagang yang biasa menjual makanan, dan minuman, kini merasa terancam karena kunjungan wisatawan yang semakin berkurang.

"Biasanya, saat wisata ramai, saya bisa menjual makanan khas di sini dengan lancar. Sekarang, jualan saya menurun drastis," ujar seorang pedagang lokal yang enggan disebutkan namanya.  (adi/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan