Elpiji Tiga Kilogram Mulai Sulit Didapat, Diskopdag Pesisir Barat Klaim Stok Cukup
Kabid Perdagangan Diskopdag Pesisir Barat Panji Ardha Santoso.--
PESISIR TENGAH - Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskopdag) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mengklai bahwa stok liquid petroleum gas (LPG/elpiji) ukuran tiga kilogram yang disubsidi oleh pemerintah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut, dan tidak ada kelangkaan.
Kepala Diskopdag Kabupaten Pesbar, Siswandi, S.Kom., M.H., melalui Kabid Perdagangan, Panji Ardha Santoso, S.Kom., M.M., menegaskan bahwa kuota untuk elpiji tiga kilogram di Kabupaten Pesbar setiap bulannya mencapai sekitar 480 metrik ton, yang mana jumlah ini dipastikan mencukupi kebutuhan masyarakat setempat.
”Meskipun stok elpiji tiga kilogram tidak mengalami pengurangan, warga mungkin merasa kesulitan dalam memperoleh elpiji tersebut di beberapa tempat, khususnya di warung-warung pengecer,” katanya.
Lanjutnya, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan dalam sistem distribusi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sesuai dengan peraturan baru, elpiji tiga kilogram kini hanya dapat diperoleh melalui pangkalan gas elpiji, bukan lagi melalui pengecer.
”Jika memang terjadi kelangkaan, kemungkinan besar hal tersebut disebabkan karena pihak distributor tidak lagi mengirimkan elpiji ke pengecer, mengikuti aturan yang mengharuskan penjualan elpiji tiga kilogram hanya melalui pangkalan,” jelasnya.
Masih kata dia, perubahan sistem penjualan ini bertujuan untuk mengatur distribusi elpiji agar lebih tepat sasaran dan menghindari penyelewengan. Meski begitu, bagi warung-warung kecil yang ada di pemukiman warga, mereka masih dapat menjadi pangkalan penyalur elpiji selama memenuhi persyaratan tertentu. Salah satunya adalah dengan mendaftar untuk mendapatkan nomor induk berusaha (NIB), yang menjadi syarat bagi pihak yang ingin menjual elpiji tiga kilogram secara sah.
”Saat ini, sistem penjualan elpiji tiga kilogram memang sudah mulai berbeda, yang mana harus melalui pangkalan dan bukan lagi di warung pengecer. Karena itu, meskipun ketersediaan elpiji cukup, perubahan ini memang berdampak pada cara warga memperoleh elpiji,” ungkapnya.
Meski begitu, Diskopdag Kabupaten Pesbar memastikan bahwa tidak ada kelangkaan elpiji di wilayah ini, dan sistem distribusi yang baru ini diharapkan dapat berjalan lancar serta menguntungkan bagi seluruh pihak terutama bagi masyarakat yang membutuhkan elpiji untuk kebutuhan sehari-hari.
”Kita pastikan tidak ada kelangkaan untuk elpiji tersebut, karena memang stok kuota kebutuhannya juga masih seperti biasanya,” ujarnya.
Namun, hingga saat ini banyak keluhan dari beberapa warga terkait kesulitan mereka dalam memperoleh elpiji tiga kilogram. Salah satunya adalah Susilawati, seorang warga Pekon Rawas, yang mengungkapkan kesulitan dalam membeli elpiji di warung pengecer seperti yang biasa mereka lakukan sebelumnya.
”Sekarang elpiji ukuran tiga kilogram mulai sulit didapatkan di warung-warung pengecer, padahal sebelumnya sangat mudah untuk membeli elpiji tersebut tanpa harus pergi ke pangkalan yang jaraknya cukup jauh,” ungkapnya. *