Pentingnya Kejelasan dalam Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Pakar Kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama. - Foto Net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pada 10 Februari 2025, program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) akan dilaksanakan di seluruh Indonesia, dengan tujuan untuk melibatkan hampir 280 juta penduduk dari berbagai kelompok usia.
Pada tahap awal, program ini melibatkan sekitar 10.000 puskesmas dan 15.000 klinik di seluruh Indonesia.
Pakar kesehatan, Profesor Tjandra Yoga Aditama, menyoroti pentingnya adanya sistem yang jelas dalam pelaksanaan program ini, terutama terkait dokumen yang diperlukan dan prosedur antrian untuk pemeriksaan.
"Tersedia sistem yang terorganisir sangat penting, terutama untuk memastikan bagaimana masyarakat bisa datang, dokumen yang perlu dibawa, serta pengaturan giliran pemeriksaan," ujarnya.
Sebagai Direktur Penyakit Menular WHO untuk kawasan Asia Tenggara pada 2018-2020, Tjandra juga mengingatkan bahwa perlu ada solusi bagi mereka yang tidak memiliki perangkat mobile atau akses aplikasi untuk program ini.
Selain itu, dia menekankan pentingnya transparansi tentang jenis pemeriksaan yang akan diberikan, agar masyarakat bisa mengetahui dengan jelas apa yang akan mereka jalani.
"Juga penting untuk memberikan informasi menyeluruh mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan di seluruh wilayah, agar masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan baik," ujarnya lebih lanjut.
Tjandra juga menambahkan bahwa pemerintah perlu memastikan adanya fasilitas yang memadai untuk mendukung pemeriksaan kesehatan.
Hal ini termasuk peralatan laboratorium, reagen untuk tes darah, urine, dahak, serta alat untuk penampung tinja, selain tenaga medis yang memadai. Kesiapan puskesmas untuk menangani pemeriksaan lebih lanjut, seperti radiologi, juga perlu diperhatikan.
Tantangan Tenaga Kesehatan
Tjandra menegaskan bahwa kesiapan tenaga medis di puskesmas adalah kunci kesuksesan program PKG. Selama ini, puskesmas sudah sangat sibuk menangani pasien, sehingga jika tidak ada tambahan tenaga medis, kualitas pelayanan bisa terpengaruh.
"Petugas kesehatan di puskesmas perlu ditambah untuk membantu mengurangi beban kerja dan memastikan pelayanan tetap berkualitas," tambahnya.
Sebagai pakar di bidang pulmonologi di Universitas Indonesia, Tjandra menyarankan agar jumlah petugas kesehatan diperbanyak agar tidak terjadi penurunan kualitas pelayanan.