Pemerintah Iran Protes Pernyataan Ancaman Donald Trump ke PBB

Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, di ruang sidang Dewan Keamanan PBB selama pertemuan darurat di markas besar PBB, Minggu, 14 April 2024 . (AP via Al Mayadeen)--
Radarlamba.bacakoran.co -Pemerintah Iran mengirimkan surat protes resmi kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang dianggap mengandung ancaman agresi militer terhadap Iran. Dalam surat tersebut, Utusan Tetap Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengkritik pernyataan Trump sebagai "tidak bertanggung jawab dan menghasut."
Trump sebelumnya mengungkapkan bahwa Washington siap menghentikan program nuklir Iran, baik dengan cara menggunakan kekuatan militer atau melalui perjanjian tertulis.
Pernyataan ini membuat Iran merasa terancam, sehingga Iravani menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional, khususnya Pasal 2(4) Piagam PBB yang melarang ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap negara berdaulat.
Dalam suratnya, Iravani menegaskan bahwa setiap bentuk agresi terhadap Iran akan berujung pada konsekuensi serius, dan Amerika Serikat harus bertanggung jawab penuh atas tindakannya.
Iran menegaskan bahwa program nuklir mereka hanya bertujuan untuk damai dan tidak memiliki niat untuk mengembangkan senjata nuklir. Sementara itu, Trump dalam wawancaranya dengan Fox News menyatakan bahwa meskipun ingin berunding dengan Iran mengenai program nuklirnya, ia juga siap untuk mengebom Iran jika kesepakatan tidak tercapai. Ia menyatakan bahwa ia lebih memilih untuk mencapai kesepakatan tanpa menggunakan kekuatan militer, tetapi ancaman tetap disampaikan jika negosiasi gagal.
Menanggapi pernyataan Trump tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mendorong Iran untuk terus meningkatkan kemampuan militernya. Khamenei menegaskan bahwa progres dalam pengembangan militer tidak boleh terhenti dan menyatakan bahwa batas akurasi rudal yang sebelumnya ditetapkan kini perlu diperluas. Hal ini menunjukkan tekad Iran untuk terus memperkuat kapabilitas pertahanannya di tengah ketegangan dengan AS. (*)