Krisis Perumahan Kini Mulai Menyerang Negara Tetangga
![](https://radarlambar.bacakoran.co/upload/209c7062f45930a73d3bc7b6497529c7.jpg)
Krisis Baru Serang Negara Tetangga Kaya RI, Warga Terancam 'Ngegembel'. Foto Dok--
Radarlambar.bacakoran.co - Perekonomian negara tetangga kaya Indonesia, Australia, kini menghadapi masalah serius yang mengancam kesejahteraan warganya, terutama generasi muda. Laporan terbaru dari lembaga riset Gallup yang berbasis di Inggris mengungkapkan adanya krisis perumahan yang makin meresahkan di Negeri Kangguru. Kondisi ini semakin memprihatinkan, terutama bagi kalangan muda yang kini terancam kesulitan dalam memiliki rumah yang layak dan terjangkau.
Survei yang dirilis pada Kamis (13/2/2025) menyatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, warga Australia semakin frustrasi dengan minimnya pasokan perumahan yang sesuai dengan kebutuhan. Pada tahun 2024, sekitar 76% dari responden menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap kondisi perumahan di Australia. Angka ini menunjukkan semakin buruknya akses terhadap perumahan yang terjangkau bagi mayoritas penduduk, terutama generasi muda yang sedang berjuang untuk bisa memiliki rumah pertama mereka.
Krisis perumahan di Australia disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkelindan. Di antaranya adalah minimnya investasi dalam perumahan publik, tingginya angka imigrasi yang memperburuk tekanan pada pasokan rumah, serta keterlambatan dalam pembangunan akibat dampak pandemi COVID-19.
Sebagai akibatnya, Australia mengalami defisit perumahan yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah rumah yang tersedia di pasar jauh tertinggal dibandingkan dengan permintaan, dan stok rumahnya juga berada di bawah rata-rata negara-negara maju anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Kondisi ini memperburuk krisis keterjangkauan yang semakin memburuk. Data menunjukkan bahwa antara tahun 2002 hingga 2024, rasio harga rumah terhadap pendapatan penduduk Australia hampir meningkat dua kali lipat. Harga rumah rata-rata kini hampir sembilan kali lipat dari pendapatan rumah tangga rata-rata.
Tak hanya itu, harga sewa rumah pun meningkat lebih dari dua kali lipat dalam periode yang sama. Akibatnya, banyak orang, terutama mereka yang berusia muda dan berpendapatan rendah, merasa kesulitan untuk menemukan tempat tinggal yang layak dengan harga yang terjangkau.
Menurut survei tersebut, Australia tercatat sebagai negara dengan tingkat ketidakpuasan tertinggi terhadap perumahan di antara negara-negara kaya lainnya. Hanya Turki yang mencatatkan angka ketidakpuasan lebih tinggi pada tahun 2024. Dalam sepuluh tahun terakhir, hanya negara seperti Gabon pada 2014 yang melaporkan ketidakpuasan yang lebih besar daripada Australia, yakni mencapai 80%.
Salah satu dampak paling besar dari krisis perumahan ini adalah tergerusnya kesempatan kaum muda untuk memiliki rumah. Tingkat kepemilikan rumah di kalangan orang dewasa muda Australia kini tercatat pada angka terendah sepanjang sejarah, sementara usia rata-rata pembeli rumah pertama kali telah meningkat tajam menjadi 35 tahun, dibandingkan dengan 25 tahun pada beberapa dekade lalu. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang semakin besar antara harapan dan kenyataan bagi generasi muda yang berambisi untuk memiliki rumah.
Bagi sebagian besar warga Australia yang lebih tua, mereka sudah memiliki rumah, sementara kaum muda kini harus berjuang keras untuk bisa bertahan hidup di pasar perumahan yang semakin tidak bersahabat. Survei tersebut menegaskan bahwa sebagian besar generasi muda merasa terpinggirkan dan kesulitan untuk mengejar impian mereka memiliki rumah sendiri.
Pada awalnya, cita-cita untuk memiliki rumah telah menjadi simbol kesuksesan dan kemajuan dalam budaya Australia. Namun, kini hal tersebut mulai berubah menjadi impian yang semakin sulit tercapai, bahkan bisa berbalik menjadi mimpi buruk bagi banyak warga muda. Australian Dream yang dahulu dianggap sebagai pencapaian hidup kini terancam lenyap akibat krisis perumahan yang tak kunjung teratasi.
Keadaan ini pun memunculkan kekhawatiran bahwa generasi muda Australia akan kesulitan dalam meraih stabilitas ekonomi dan sosial, yang pada gilirannya dapat memperburuk ketidaksetaraan dan ketidakstabilan sosial di negara tersebut. Krisis perumahan yang melanda Australia semakin memperlihatkan tantangan besar yang dihadapi oleh negara-negara maju dalam menyediakan kebutuhan dasar yang layak bagi seluruh warganya, tanpa terkecuali. *