Kementerian ESDM Sebut Freeport Tekan Produksi Imbas dari Izin Ekspor Tidak Keluar

Tambang PT Freeport Indonesia. Foto-CNN--

Radarlambar.bacakoran.co- Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa PT Freeport Indonesia mengalami penurunan produksi konsentrat tembaga hingga 40 persen dari kapasitas produksinya.

Penurunan ini disebabkan oleh dua faktor utama: pertama, Freeport belum menerima izin ekspor terbaru, dan kedua, tempat penyimpanan konsentrat tembaga atau stockpile sudah penuh.

Tri menjelaskan, ketika kapasitas penyimpanan sudah terisi penuh, otomatis produksi harus dikurangi. Selain itu, produksi Freeport juga terpengaruh oleh pemeliharaan tambang bawah tanah yang sempat mengalami kebakaran.

Perbaikan atas kebakaran tersebut diperkirakan akan selesai pada Juni 2025, yang berimbas pada pengurangan kapasitas produksi.

Pemerintah hingga saat ini belum memberikan izin ekspor baru untuk konsentrat tembaga Freeport, meskipun izin yang lama telah berakhir pada 31 Desember 2024.

Pemerintah sebelumnya menunggu hasil investigasi terhadap kebakaran di smelter Freeport. Setelah hasil investigasi menyatakan bahwa kebakaran tersebut tidak disebabkan oleh unsur kesengajaan, Kementerian ESDM menunggu penyelesaian perbaikan yang sedang dilakukan.

Sementara itu, PT Freeport Indonesia melalui VP Corporate Communications, Katri Krinati, juga mengonfirmasi bahwa tempat penyimpanan konsentrat tembaga perusahaan sudah penuh.

Katri menyebutkan bahwa penyesuaian produksi di hulu terpaksa dilakukan karena kapasitas penyimpanan konsentrat di Amamapare, Papua Tengah, dan di smelter Gresik, Jawa Timur, sudah mencapai batasnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan