Hubungan antara Amerika Serikat dan Ukraina diperkirakan semakin retak setelah Presiden Ukraina, Volodymy

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Forto REUTERS--
Radarlamba.bacakoran.co -Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Ukraina diperkirakan semakin retak setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, memblokir akses AS ke mineral penting yang ada di Ukraina. Keputusan ini muncul setelah Zelenskyy memerintahkan menterinya untuk tidak menandatangani kesepakatan yang memberi Washington akses terhadap sumber daya mineral Ukraina.
Zelenskyy mengungkapkan bahwa dokumen proposal kesepakatan yang ditawarkan terlalu menekankan pada kepentingan AS dan tidak cukup mempertimbangkan kepentingan Ukraina. Keputusan ini diambil setelah adanya pembicaraan antara Zelenskyy dan Wakil Presiden AS, JD Vance, di tengah Konferensi Keamanan Munich pada Jumat, 14 Februari 2025.
Menurut pejabat senior Ukraina dan seorang mantan pejabat yang mengetahui permasalahan tersebut, kesepakatan yang diusulkan oleh AS tidak memberikan jaminan keamanan yang spesifik bagi Ukraina. Zelenskyy menegaskan bahwa proposal tersebut lebih mengarah pada kepentingan AS untuk memanfaatkan mineral Ukraina sebagai bentuk kompensasi atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintahan Presiden Joe Biden.
“Saya tidak akan membiarkan menteri saya menandatangani kesepakatan tersebut karena menurut saya, itu tidak cukup untuk melindungi kami dan kepentingan kami,” kata Zelenskyy di Munich pada Sabtu, 15 Februari 2025. Ia juga menekankan pentingnya mengaitkan eksploitasi sumber daya alam Ukraina dengan jaminan keamanan yang jelas untuk melindungi negara tersebut dari agresi Rusia di masa depan.
Mineral yang ada di Ukraina, yang meliputi cadangan logam langka, sangat dibutuhkan dalam industri kedirgantaraan, pertahanan, dan nuklir. Sebelumnya, Pemerintahan Trump sempat mengindikasikan minatnya untuk mengakses mineral ini sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan AS pada China.
Namun, Zelenskyy menyatakan bahwa setiap eksploitasi terhadap sumber daya Ukraina harus dilengkapi dengan jaminan keamanan yang konkret bagi negaranya. Ia menegaskan, hubungan tersebut seharusnya tidak hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi semata, tetapi juga pada perlindungan terhadap integritas wilayah Ukraina.
Sementara itu, beberapa pihak menilai keputusan Zelenskyy untuk menolak kesepakatan ini sebagai sebuah langkah untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan Ukraina. Seorang mantan pejabat senior Ukraina menyebutkan bahwa kesepakatan tersebut lebih berorientasi pada kolonialisasi, yang akhirnya membuat Zelenskyy enggan menandatanganinya.
Di sisi lain, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Brian Hughes, menyatakan bahwa Zelenskyy telah melewatkan peluang berharga yang ditawarkan oleh Pemerintahan Trump untuk mendukung Ukraina. (*)