Mesir dan Yordania Berhasil Meyakinkan Trump untuk Batalkan Rencana Relokasi Warga Palestina dari Gaza

Warga Gaza.//Foto: Reuters--

Radarlambar.bacakoran.co -Mesir dan Yordania berhasil membujuk Presiden AS Donald Trump untuk tidak melanjutkan rencananya memindahkan warga Palestina dari Gaza.

Kunjungan Raja Abdullah II dari Yordania ke Washington DC dianggap sangat penting dalam membujuk Trump agar membatalkan usulan yang kontroversial tersebut.

 Raja Abdullah II memperingatkan Trump bahwa langkah tersebut bisa memicu ekstremisme dan menggoyahkan stabilitas pemerintah pro-AS di seluruh wilayah Timur Tengah.

Dukungan untuk Rekonstruksi Gaza

Selain itu, Mesir mendapatkan dukungan dari Trump untuk membangun kembali Gaza pasca-perang. Pejabat Mesir menyatakan bahwa rencana rekonstruksi tersebut akan menjadi inisiatif Mesir yang didukung oleh negara-negara Arab.

Kemenangan diplomatik ini dianggap penting bagi Mesir, yang kini diakui sebagai aktor utama dalam proses rekonstruksi Gaza dan perundingan dengan Hamas.

Hamas Siap Menunjukkan Fleksibilitas

Hamas juga menunjukkan kesiapan untuk bernegosiasi mengenai masa depan pemerintahan Gaza, dengan menyatakan bahwa keputusan tersebut harus disepakati oleh faksi-faksi Palestina, bukan oleh Amerika Serikat atau Israel.

Mesir berhasil menegosiasi agar Hamas melepaskan enam sandera hidup, jumlah yang lebih besar dari yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.

Pada Kamis (20/2/2025), Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Riyadh, Arab Saudi, untuk membahas rencana Mesir terkait pemerintahan Gaza setelah perang. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan