Potensi Perbedaan Awal Ramadan 2025, Lebaran Diperkirakan Seragam

Ketua MUI Bidang Dakwah, Cholil Nafis--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperkirakan awal Ramadan 2025 kemungkinan berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah. Namun, Hari Raya Idul Fitri diprediksi akan jatuh pada tanggal yang sama.

Ketua MUI Bidang Dakwah, Cholil Nafis, menjelaskan bahwa perbedaan ini disebabkan oleh kriteria imkanur rukyat yang digunakan dalam penentuan awal bulan hijriah.

Dalam metode ini, hilal harus mencapai ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat sesuai standar Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Berdasarkan perhitungan, hilal pada 28 Februari 2025 hanya memenuhi kriteria ini di Aceh, sementara di Jawa Timur dan wilayah timur Indonesia, posisi hilal masih belum memenuhi syarat.

Jika rukyat di Aceh berhasil, awal Ramadan bisa jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga Ramadan dimulai pada Minggu, 2 Maret 2025.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga memprediksi awal Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025, karena hilal di beberapa wilayah diperkirakan tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah.

Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa pada Sabtu, 1 Maret 2025, berdasarkan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal, yang hanya mempertimbangkan keberadaan hilal tanpa melihat keterlihatan fisiknya.

Keputusan resmi awal Ramadan akan ditentukan dalam Sidang Isbat yang digelar pemerintah pada 28 Februari 2025. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan