Memaknai Berbuka Puasa dengan yang Manis

Berbuka puasa dengan yang manis bukan sekadar tradisi, tetapi memiliki manfaat kesehatan dan makna yang mendalam. Foto : Freepik--

Setelah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, berbuka dengan yang manis menjadi pengingat bahwa kesabaran dalam menjalani ibadah akan berbuah kebahagiaan.  

Rasa manis juga mencerminkan pentingnya menjaga hati dan sikap selama bulan Ramadan. 

Seperti makanan yang manis memberikan kebahagiaan, demikian pula sikap manis atau kebaikan hati kepada sesama akan memperindah ibadah dan mempererat tali silaturahmi.  

 

Menjaga Keseimbangan dalam Konsumsi Makanan Manis

Meskipun berbuka dengan yang manis dianjurkan, konsumsi gula berlebihan juga harus dihindari. 

Terlalu banyak gula dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis, berisiko menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes. 

Oleh karena itu, pilihlah makanan manis alami seperti kurma, madu, atau buah-buahan, serta batasi konsumsi makanan yang mengandung gula tambahan berlebihan.  

 

Berbuka puasa dengan yang manis bukan sekadar tradisi, tetapi memiliki manfaat kesehatan dan makna yang mendalam.

Selain mengembalikan energi, makanan manis menjadi simbol kebahagiaan dan rasa syukur dalam menjalani ibadah Ramadan. 

Namun, tetap penting untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi makanan manis agar tetap sehat dan bugar selama berpuasa. 

Dengan memahami maknanya, berbuka puasa bisa menjadi momen yang lebih bermakna, tidak hanya bagi tubuh tetapi juga bagi jiwa.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan