Nasaruddin Umar: Berhentilah Mendiskreditkan Perempuan Atas Nama Agama.

Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA --
Radarlambar.Bacakoran.co - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa agama seharusnya menjadi faktor yang memperkuat martabat perempuan, bukan alat untuk merendahkan atau mendiskreditkan mereka. Ia menekankan pentingnya peran laki-laki dan perempuan yang setara dalam membangun bangsa.
Nasaruddin dalam webinar bertajuk Perempuan dan Pendidik sebagai Pilar Perdamaian Kesetaraan Gender dalam Membangun Kohesi Sosial yang diselenggarakan oleh Institut Leimena pada Kamis 6 Maret 2025,
Jangan sampai agama digunakan untuk menurunkan kualitas, prestasi dan martabat perempuan. Berhentilah mendiskreditkan perempuan atas nama agama.
Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin menyoroti perlunya penafsiran ulang terhadap ayat-ayat suci yang selama ini kerap disalahartikan dan berdampak merugikan perempuan. Ia memberikan contoh ayat yang sering diterjemahkan sebagai "laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan". Menurutnya, dalam terjemahan resmi Kementerian Agama, makna tersebut telah disesuaikan menjadi "laki-laki adalah pelindung bagi perempuan" untuk memberikan pemahaman yang lebih adil.
Nasaruddin menegaskan bahwa tidak ada ketentuan mutlak yang menyatakan laki-laki selalu harus menjadi pemimpin atas perempuan. Sejarah Islam mencatat banyak perempuan yang berperan sebagai pemimpin. Salah satunya adalah Khadijah, istri Nabi Muhammad, yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan memiliki posisi terhormat di masyarakat pada masanya.
Ia juga menyinggung kisah Ratu Balqis dari negeri Saba yang kepemimpinannya diakui sebagai contoh keberhasilan perempuan dalam memimpin sebuah bangsa. "Perempuan juga memiliki kapasitas dan hak untuk menjadi pemimpin, sebagaimana yang telah dicontohkan dalam Al-Qur'an," tambahnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin mengajak masyarakat untuk memahami kembali teks-teks dalam kitab suci dan hadis secara adil dan objektif. Menurutnya, kesetaraan gender merupakan aspek krusial dalam proses pembangunan bangsa yang berkeadilan.
Nasaruddin Umar juga menegaskan bahwa Allah SWT dan Rasulullah tidak pernah membedakan derajat laki-laki dan perempuan. Karena itu dirinya mengajaka untuk menjadikan laki-laki dan perempuan sebagai kekuatan yang saling melengkapi demi mengangkat martabat bangsa dan negara tercinta ini. (*)