Kiamat Bagi Sopir Online: Era Mobil Otomatis Semakin Dekat di AS dan China

Mobil Tanpa Pengemudi. Foto Dok/Net ---

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Perkembangan pesat teknologi mobil otomatis atau autonomous vehicle (AV) membawa perubahan besar dalam dunia transportasi, yang berpotensi mengancam keberadaan pekerjaan sebagai sopir. Mobil otomatis, yang dapat mengemudi sendiri tanpa membutuhkan pengemudi manusia, semakin banyak diperkenalkan oleh perusahaan-perusahaan transportasi online, mengubah lanskap industri ride-hailing.

Di Amerika Serikat dan China, negara-negara ini memimpin dalam pengembangan robotaxi, kendaraan taksi otomatis yang menggantikan peran sopir manusia. Di China, 19 kota pada 2024 telah melaksanakan pengujian robotaxi dan robobus, sementara di AS, perusahaan seperti Waymo telah mengambil langkah signifikan dalam operasional robotaxi.

Waymo, anak perusahaan Alphabet, menjadi pionir dalam uji coba robotaxi di AS. Pada 2024, Waymo melaporkan sudah mengoperasikan sekitar 200.000 perjalanan berbayar per minggu di kota-kota seperti San Francisco, Los Angeles, dan Phoenix. Tidak hanya itu, Waymo juga memperluas jangkauannya ke kota-kota baru seperti Austin di Texas dan Miami di Florida.

Baru-baru ini, Waymo mengumumkan bahwa mereka akan memulai layanan robotaxi di Washington, DC pada 2026, meskipun kota ini memiliki regulasi ketat terhadap kendaraan otomatis. Aturan di DC melarang mobil tanpa pengemudi untuk beroperasi tanpa adanya pengemudi cadangan yang siap untuk menangani jika terjadi masalah.

Langkah ini menghadapi tantangan besar, terutama di Washington, DC yang memiliki regulasi yang sangat ketat terhadap kendaraan otomatis. Namun, Waymo menganggap teknologi mobil otomatis lebih aman dibandingkan kendaraan yang dikemudikan manusia. Data asuransi dari Waymo menunjukkan bahwa kecelakaan yang melibatkan kendaraannya lebih jarang menyebabkan cedera fisik atau kerusakan properti.

Namun, dengan semakin banyaknya mobil otomatis di jalanan, muncul kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap pekerjaan sopir. Di China, jumlah sopir online telah meningkat tajam, dengan lebih dari 7 juta orang tercatat pada 2024. Keberadaan robotaxi semakin menambah kecemasan di kalangan mereka yang bergantung pada pekerjaan ini, terutama di tengah ekonomi yang sulit.

Salah seorang sopir online di China, Liu Yi, mengungkapkan kecemasannya akan kehilangan pekerjaan akibat masuknya teknologi kendaraan otomatis seperti Tesla's Full Self-Driving (FSD). Hal serupa juga dirasakan oleh sopir lainnya, Wang Guoqiang, yang khawatir industri ride-hailing yang menjadi tumpuan hidup bagi banyak orang akan tergerus oleh kemajuan teknologi ini.

Perkembangan teknologi robotaxi ini jelas menunjukkan perubahan besar yang sedang terjadi dalam industri transportasi. Namun, dampaknya terhadap pekerjaan sopir di seluruh dunia, terutama di negara-negara besar seperti AS dan China, masih menjadi isu yang terus berkembang dan perlu diperhatikan dengan cermat.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan