Turki Menanggapi Keras Ancaman Serangan Militer AS terhadap Iran

Turki Menanggapi Keras Ancaman Serangan Militer AS terhadap Iran. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Turki menanggapi tegas ancaman Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berencana melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap Iran jika kesepakatan nuklir antara kedua negara tidak tercapai. Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, menyatakan bahwa negaranya tidak mendukung adanya perang baru atau sumber instabilitas tambahan di kawasan Timur Tengah. Fidan mengingatkan bahwa serangan semacam itu hanya akan memperburuk ketegangan yang sudah ada di kawasan.
Pernyataan ini disampaikan setelah Trump mengeluarkan ancaman keras terhadap Iran, yang menegaskan bahwa jika tidak ada kesepakatan terkait program nuklir, serangan yang belum pernah dialami oleh Iran sebelumnya akan terjadi. Ancaman ini merupakan yang paling tegas sejak Trump menjabat sebagai Presiden AS dan memperburuk situasi yang sudah tegang antara kedua negara.
Fidan mengungkapkan bahwa Turki lebih memilih untuk melihat kedua belah pihak, baik AS maupun Iran, kembali ke jalur diplomasi dan melakukan negosiasi untuk mencari solusi damai. Dia menekankan bahwa Turki tidak ingin melihat ketegangan yang lebih besar atau bahkan perang baru di kawasan, yang hanya akan menambah penderitaan bagi rakyat di Timur Tengah.
Dalam perkembangan lain, Presiden Iran menanggapi tawaran negosiasi langsung dari AS dengan menegaskan bahwa Iran tidak tertarik untuk berdialog langsung dengan Washington. Meski demikian, Iran tetap membuka kemungkinan untuk pembicaraan melalui saluran tidak langsung, yang menunjukkan keinginan mereka untuk menghindari konfrontasi langsung, namun tetap mencari jalan keluar melalui diplomasi.
Kondisi ini menunjukkan semakin rumitnya hubungan internasional dan politik di Timur Tengah, dengan Turki berperan sebagai negara yang mengupayakan stabilitas kawasan dan mencari penyelesaian melalui cara-cara damai, alih-alih mengandalkan ancaman atau penggunaan kekuatan militer. (*)