Australia Alami Tahun Terpanas, Suhu Naik Signifikan dalam 12 Bulan Terakhir

Australia selama 12 bulan terakhir mengalami bulan-bulan paling panas, dan mencapai suhu tertinggi sejak pertama kali dicatatkan sejak seabad lalu. Ilustrasi/PHILIPPE HUGUEN/AFP--

Radarlambar.bacakoran.co- Australia mencatat rekor suhu tertinggi dalam 12 bulan terakhir, menandai periode April 2024 hingga Maret 2025 sebagai tahun dengan suhu paling panas dalam sejarah pencatatan selama satu abad terakhir. Dalam periode ini, suhu tercatat meningkat hingga 1,61 derajat Celcius di atas rata-rata.

Fenomena ini bukanlah kejadian yang terisolasi. Kondisi suhu ekstrem di Australia tercatat mengikuti tren pemanasan global yang juga terjadi di berbagai wilayah lain di dunia. Sebelumnya, rekor suhu tertinggi terjadi pada 2019 dengan peningkatan 1,51 derajat Celcius, namun angka tersebut kini telah terlampaui.

Sepanjang Maret 2025, suhu mencapai puncaknya dan menjadikan bulan tersebut sebagai yang terpanas sepanjang catatan. Kenaikan suhu lebih dari 2 derajat Celcius di atas rata-rata menjadi indikator penting bahwa gelombang panas semakin intens. Kondisi ini paling terasa di wilayah Australia Barat yang mengalami suhu ekstrem berkepanjangan tanpa jeda pendinginan dari cuaca dingin.

Selain suhu udara, peningkatan suhu permukaan laut juga berdampak signifikan. Di Laut Koral, suhu yang lebih tinggi memicu pembentukan siklon tropis yang melanda sejumlah wilayah pesisir pada Maret. Tak hanya itu, terumbu karang di sekitar perairan Australia Barat mengalami pemutihan sebagai respons terhadap kondisi laut yang lebih panas dari biasanya.

Kondisi ini memperkuat peringatan ilmiah mengenai dampak jangka panjang pemanasan global yang sebagian besar didorong oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil. Enam lembaga internasional telah mengonfirmasi bahwa 2024 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat secara global.

Di tengah sorotan terhadap krisis iklim, Australia juga tercatat sebagai negara dengan cadangan batu bara, gas, dan mineral dalam jumlah besar. Selama beberapa dekade, sektor bahan bakar fosil menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional, namun kini juga menghadirkan tantangan besar dalam upaya mengurangi emisi dan menanggulangi dampak perubahan iklim.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan