DKPP Catat Luas Panen Padi Capai Ribuan Hektare

PANEN : Sejumlah kecamatan masih melakukan proses tanam padi. Foto Yogi--
PESISIR TENGAH - Sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025, ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) telah memasuki masa panen, baik untuk padi sawah dan padi gogo (padi darat). Panen raya itu tak hanya menjadi penanda keberhasilan sektor pertanian di daerah tersebut, tapi juga menghadirkan harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pesbar, hingga akhir Maret 2025, luas panen untuk padi sawah tercatat mencapai 7.887 hektare, sementara padi gogo dipanen di lahan seluas 587 hektare. Jumlah ini dinilai meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, yang menunjukkan tren positif produktivitas pertanian di wilayah pesisir ini.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Muchtar Husin, S.P., mendampingi Kepala DKPP Pesbar, Unzir, S.P., mengatakan bahwa, panen padi di wilayah ini masih terus berlangsung hingga saat ini. Menurutnya, angka luasan panen kemungkinan besar akan terus bertambah seiring dengan masih berlangsungnya kegiatan panen di beberapa titik lahan pertanian.
“Panen padi, khususnya padi sawah, masih berjalan di sejumlah lahan pertanian. Karena itu, data luasan panen masih bersifat dinamis dan diperkirakan akan terus meningkat hingga panen selesai seluruhnya,” katanya, Rabu 9 April 2025.
Dijelaskannya, mayoritas petani di Pesbar lebih mengandalkan padi sawah karena tingkat produktivitasnya yang lebih tinggi dan kondisi lahan yang lebih sesuai. Tak heran jika padi sawah menjadi komoditas unggulan di sektor pertanian Kabupaten ini. Untuk periode April 2025 hingga saat ini, luas lahan yang telah memasuki masa panen mencapai 256 hektare. Pemerintah daerah menargetkan tambahan panen dari 326 hektare lahan sawah lainnya hingga September 2025 mendatang.
“Sebagian besar petani kita memang mengoptimalkan pertanian di lahan sawah. Karena itu, kontribusi padi sawah terhadap total produksi padi secara keseluruhan jauh lebih besar dibandingkan padi gogo,” jelasnya.
Dikatakannya, musim panen yang melimpah ini juga membawa dampak positif yang lebih luas. Selain memberi keuntungan langsung kepada petani, panen raya ini turut mendukung kestabilan harga beras di wilayah Pesbar. Dengan meningkatnya volume produksi, pemerintah berharap suplai beras tetap terjaga, sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang merugikan masyarakat. Meski begitu, perhatian terhadap harga gabah di tingkat petani juga sangat penting. Artinya, panen yang berlimpah sebaiknya juga dibarengi dengan peningkatan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG).
“Hal ini untuk menjamin kesejahteraan petani, agar mereka tidak hanya merasakan hasil panen secara kuantitas, tetapi juga secara ekonomi. Dengan meningkatnya produksi, kita berharap harga gabah juga ikut naik,” tandasnya. *