Sistem Pagar Usia 4 Tahun Kebun Model Asa Coffee Hasilkan 10 Ton Produksi

KOPI; Armiyadi saat menjelaskan sistem tanam pagar ke petani yang berkunjung ke kebun kopi miliknya. -FOTO ISTIMEWA ---

Radarlambar.bacakoran.co – Asa Coffee usaha kebun kopi yang dikelola oleh Armiyadi di dataran tinggi Gayo kembali menunjukkan hasil menggembirakan dalam pengembangan sistem pertanian kopi modern. 

Sekarang ini fokusnya tertuju pada kebun dengan pola tanam pagar yang telah memasuki usia keempat tahun dan berhasil mencatatkan produksi yang signifikan.

Kebun yang terletak di Blok A dengan luas lahan satu hektare tersebut mampu menampung sekitar 3.900 batang kopi, dengan jarak tanam 80 cm x 3,7 meter.

Pada musim panen kali ini, kebun tersebut telah menghasilkan 10 ton buah kopi ceri, yang setara dengan 852 kaleng. Angka ini belum merupakan jumlah keseluruhan panen, karena musim panen masih menyisakan dua kali periode pemetikan lagi. 

Berdasarkan perhitungan sementara, total produksi green bean dari kebun ini sudah mencapai 1.800 kilogram atau setara dengan 1,8 ton.

 Jika dihitung dengan harga pasar green bean saat ini yang berkisar pada angka Rp100.000 per kilogram, maka nilai ekonomi dari hasil panen tersebut telah mencapai sekitar Rp180 juta.

Sistem tanam pagar yang diterapkan di Asa Coffee terbukti mampu meningkatkan produktivitas tanaman kopi hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan metode konvensional yang selama ini umum digunakan di wilayah Gayo.

Hasil panen yang dicapai oleh Armiyadi ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dalam metode bercocok tanam dapat memberikan hasil yang jauh lebih optimal.

Meski hasil yang diraih cukup menggembirakan, Armiyadi menyadari bahwa masih terdapat ruang besar untuk peningkatan. 

Sebagai perbandingan, sistem pagar yang telah lebih dulu diterapkan di Brazil mampu menghasilkan hingga 3 hingga 4 ton green bean per hektare, menunjukkan bahwa peluang pengembangan masih terbuka luas. Dengan demikian, pembelajaran dan adaptasi terhadap sistem-sistem modern di berbagai belahan dunia menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh petani-petani lokal.

Melihat tren positif ini, Armiyadi menyampaikan pesan penting kepada generasi muda Gayo agar mau membuka mata terhadap dunia pertanian modern.

Menurutnya, menjadi petani kopi yang cerdas jauh lebih menguntungkan dan menjanjikan masa depan yang lebih mandiri dan produktif dibandingkan dengan menjadi tenaga honorer dengan penghasilan yang terbatas.

Pihaknya mendorong generasi millenial  untuk terlibat aktif dalam pertanian namun tidak selalu harus bekerja langsung di kebun.

Dengan manajemen yang baik, mereka bisa mengontrol dan mengarahkan pekerjaan dari jarak jauh, sekaligus menjadikan kebun sebagai tempat rekreasi yang menyenangkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan