Jumlah Wisatawan Sempat Turun Tapi Melejit Saat Libur Lebaran!

Kepala Disporapar Lampung Barat Drs. Dahlin, M.Pd----
BALIKBUKIT – Momentum bulan suci Ramadhan memang menjadi waktu yang penuh hikmah dan khusyuk bagi umat Muslim. Namun, suasana religius ini ternyata juga turut berdampak pada aktivitas pariwisata di Kabupaten Lampung Barat, yang mengalami penurunan kunjungan wisata hingga 41% selama Maret 2025 dibandingkan Februari.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Lampung Barat, Drs. Dahlin, M.P., yang menjelaskan bahwa selama bulan puasa, banyak masyarakat yang memilih fokus pada ibadah dan kegiatan keagamaan ketimbang bepergian ke tempat wisata.
“Penurunan ini wajar terjadi, karena sebagian besar masyarakat menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan jauh selama Ramadhan. Apalagi kegiatan wisata biasanya baru kembali aktif mendekati lebaran,” ungkap Dahlin, Minggu (13/4/2025).
Meski begitu, menjelang akhir Maret, geliat wisata mulai terasa, terutama berkat digelarnya tradisi tahunan “Malaman Pitu Likukh” di sejumlah kecamatan seperti Batu Brak dan Belalau. Kegiatan budaya yang diselenggarakan tujuh malam menjelang Idulfitri ini berhasil menarik minat masyarakat dan wisatawan lokal.
“Tradisi ini menjadi penanda bahwa masyarakat Lampung Barat tetap menjaga kearifan lokal dan memanfaatkannya sebagai daya tarik budaya yang unik,” tambah Dahlin.
Ketika Ramadhan usai dan gema takbir berkumandang, suasana liburan pun menggeliat. Periode libur lebaran dari 1 hingga 6 April 2025 mencatat lonjakan kunjungan wisata sebesar 40% dibandingkan bulan sebelumnya!
Dahlin menjelaskan bahwa pola perjalanan wisata berubah signifikan usai Idulfitri, di mana masyarakat awalnya berfokus pada silaturahmi, lalu beralih ke liburan bersama keluarga di berbagai destinasi andalan Lampung Barat.
“Ada pergeseran dari suasana religi ke suasana rekreatif. Keluarga besar biasanya mengisi waktu setelah lebaran dengan berwisata bareng, dan destinasi di Lampung Barat jadi pilihan favorit,” tuturnya.
Beberapa objek wisata favorit tetap menjadi primadona, seperti Kebun Raya Liwa yang menyejukkan, Pinus Ecopark yang asri, Sekolah Kopi yang edukatif, hingga Puncak Rest Area Sumber Jaya yang menyajikan panorama memikat.
Namun, satu destinasi baru berhasil mencuri perhatian wisatawan adalah Pasar Tematik Wisata Jelajah Danau Ranau di Kecamatan Lumbok Seminung. Di lokasi ini, wisatawan dapat menikmati Wisata kuliner khas Lampung Barat, menyeruput kopi robusta lokal sambil menikmati pemandangan danau dan Gunung Seminung, bermain air dengan banana boat dan perahu wisata, hingga berburu oleh-oleh dari pelaku UMKM lokal. “Pasar Tematik ini bukan hanya tempat bersantai, tapi juga etalase budaya dan ekonomi kreatif lokal. Kami berharap destinasi ini jadi magnet baru yang memperkuat citra Lampung Barat sebagai daerah wisata unggulan,” ucap Dahlin dengan optimis
Lebih lanjut, Dahlin mengajak masyarakat untuk ikut mendukung program nasional melalui kampanye #diLambaraja sebagai bagian dari Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia.
“Dengan membeli produk lokal dan mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah kita sendiri, kita tidak hanya berlibur, tapi juga memberdayakan ekonomi lokal dan melestarikan budaya. Mari ramaikan Lampung Barat, rumahnya destinasi seru dan penuh cerita,” kata dia.
“Mari kita ramaikan berwisata #diLambaraja dan dukung penggiat UMKM dan Ekraf dengan membeli produk-produk mereka sebagai salah satu program Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia,” pungkas dia. *