Isu Pangkalan Militer Rusia di Papua Ditepis, Australia Tetap Siaga

Jet tempur Sukhoi-35 milik Rusia.//Foto: Istimewa.--
Radarlambar.Bacakoran.co — Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan tegas membantah isu terkait rencana pembangunan pangkalan militer Rusia di Papua, yang sempat menimbulkan kekhawatiran di Australia. Letak geografis Papua yang berdekatan dengan wilayah utara Australia menjadikan isu ini sangat sensitif dalam dinamika keamanan regional.
Kabar itu kali pertama dihembuskan oleh Janes, sebuah media internasional yang kerap meliput isu-isu pertahanan. Dalam laporannya, media itu menyebutkan jika Moskow telah mengajukan permohonan resmi ke Jakarta untuk menempatkan sejumlah pesawat tempurnya di Papua. Tapi, laporan itu segera dibantah langsung oleh Kementerian Pertahanan RI.
Frega Wenas Inkiriwang, Juru Bicara Kementerian Pertahanan RI, kepada media asing, Selasa 15 April 2025 mengatakan bahwa Laporan itu tidak benar.
Klarifikasi dari Indonesia juga disampaikan melalui saluran diplomatik.Bahkan, Menteri Pertahanan Australia yakni Richard Marles, dengan tegas menyatakan bahwa ia sudah berkomunikasi langsung dengan mitranya di Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin. Bahkan menurutnya, Sjafrie juga telah memberikan jaminan tidak ada kerja sama militer dengan Rusia terkait pendirian pangkalan di wilayah Indonesia.
Bahkan, menurut Marles, Sjafrie Sjamsoeddin dengan tegas menyampaikan bahwa kabar mengenai kemungkinan operasional pesawat Rusia dari Indonesia itu tidak benar.
Ternyata, Papua yang berada hanya sekitar 1.200 kilometer dari Darwin, kota di bagian utara Australia justru menjadi lokasi pangkalan militer Amerika Serikat. Kini, fasilitasnya tengah diperluas untuk mengakomodasi pesawat-pesawat pembom strategis AS, sehingga wajar jika Australia bersikap waspada terhadap segala perkembangan militer di kawasan sekitarnya.
Akhirnya, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, ikut menanggapi isu tersebut. Didalam momen kampanye pemilu di negaranya, ia menyebut telah minta klarifikasi langsung ke Jakarta.
Kepada Pers, dirinya mengaku pihaknya tidak ingin melihat ada peningkatan pengaruh Rusia di kawasan tersebut.
Meskipun belum ada tanggapan resmi dari Rusia, laporan Janes mengklaim bahwa permintaan itu berasal dari Angkatan Udara Rusia (VKS), yang berkeinginan untuk menggunakan fasilitas militer di Papua.Bahkan kini spekulasi pun semakin berkembang setelah Wakil Perdana Menteri Rusia, Denis Manturov bertemu Presiden Indonesia, Prabowo Subianto di hari yang sama di Jakarta.
Namun, pernyataan resmi dari Istana Negara tidak menyebutkan adanya pembahasan terkait isu militer dalam pertemuan tersebut.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Roy Soemirat, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima informasi resmi mengenai adanya permintaan dari Rusia.
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, juga menegaskan kembali pentingnya hubungan strategis antara Canberra dan Jakarta dalam menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
“Indonesia merupakan mitra penting dalam menciptakan keamanan kawasan, termasuk bagi Australia,” kata Wong dalam konferensi pers.
Dari pihak oposisi Australia, Peter Dutton turut menyampaikan kekhawatiran serupa. Ia mendorong pemerintah untuk segera mencari kepastian lebih lanjut terkait laporan tersebut.