RI Tetap Lanjutkan Transisi Energi Meski AS Mundur dari Paris Agreement

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut saat ini pemerintah tengah menyusun regulasi untuk mengembangkan hidrogen, terutama untuk kendaraan. -Foto-CNN Indonesia-
Radarlambar.bacakoran.co - Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menjalankan transisi energi meskipun di tengah ketidakpastian global akibat mundurnya beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, dari kesepakatan Paris Agreement.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa meskipun banyak negara penggagas Perjanjian Paris mulai meragukan konsistensinya dalam melaksanakan transisi energi, Indonesia tetap pada jalurnya untuk memenuhi komitmen tersebut.
Bahlil menegaskan bahwa Indonesia akan selalu berusaha untuk melaksanakan transisi energi, namun dengan pendekatan yang hati-hati dan bijaksana sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada di dalam negeri.
Salah satu langkah strategis yang kini tengah diambil oleh Indonesia adalah dengan mengembangkan ekosistem baru dalam pemanfaatan energi terbarukan, khususnya hidrogen. Hidrogen menjadi fokus utama pemerintah sebagai salah satu sumber energi alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar fosil di masa depan.
Meskipun biaya pengembangan dan implementasi hidrogen lebih tinggi dibandingkan dengan energi yang sudah mapan, seperti listrik yang dihasilkan dari energi fosil, Bahlil menekankan bahwa Indonesia perlu memulai langkah ini untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa energi terbarukan seperti hidrogen tidak hanya bisa menjadi solusi bagi kebutuhan energi domestik, tetapi juga dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar energi global. Pengembangan hidrogen, lanjut Bahlil, akan sangat mendukung target Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Hidrogen, yang dikenal sebagai sumber energi bersih, memiliki potensi untuk menjadi kunci dalam mengurangi emisi karbon, yang menjadi tantangan utama dalam perubahan iklim global.
Pemerintah juga mengarah pada pengembangan sektor transportasi berbasis hidrogen. Pemerintah Indonesia tengah menyusun regulasi untuk mendukung perkembangan teknologi ini, dengan fokus pada insentif bagi pelaku usaha yang berinvestasi dalam sektor energi terbarukan. Salah satu yang menjadi perhatian adalah memberikan insentif yang menarik bagi investor yang berminat mengembangkan infrastruktur energi berbasis hidrogen di Indonesia. Langkah ini tidak hanya akan mendorong perkembangan industri energi bersih, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa pengembangan hidrogen juga sejalan dengan visi besar Presiden Joko Widodo terkait swasembada energi dan kedaulatan energi. Dalam konteks ini, energi hijau dan energi baru terbarukan, termasuk hidrogen, akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi domestik yang terus berkembang. Pemanfaatan energi bersih ini bertujuan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor energi fosil yang mana harganya cenderung fluktuatif dan berisiko terhadap kestabilan ekonomi nasional.
Selain itu, Indonesia juga tengah memperkuat sektor energi terbarukan lainnya, seperti tenaga surya, angin, dan biomassa, untuk diversifikasi sumber energi yang lebih berkelanjutan. Komitmen ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk memenuhi target internasional yang telah disepakati dalam perjanjian iklim global, di mana Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan hingga 29% pada tahun 2030, dengan kemungkinan mencapai 41% dengan dukungan internasional.
Bahlil juga menambahkan bahwa Indonesia sudah mempersiapkan berbagai kebijakan untuk mempermudah investasi dalam sektor energi terbarukan. Pemerintah sedang mengembangkan insentif dan berbagai kemudahan bagi investor yang tertarik mengembangkan teknologi bersih, yang diharapkan bisa mengurangi biaya produksi energi terbarukan. Pengembangan infrastruktur energi hijau, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin, juga akan terus didorong untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi yang ramah lingkungan di masa depan.(*/edi)