Pj.Sekda: Pembangunan RSUD Siap Tingkatkan Layanan Kesehatan

BANGUN RSUD : Pemkab Pesisir Barat pastikan pelayanan kesehatan di Pesbar dapat terus di tingkatkan. Foto Ilustrasi--
PESISIR TENGAH - Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera memulai proyek strategis pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KH. Muhammad Thohir. Pembangunan itu dilaksanakan dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat, sekaligus mewujudkan program transformasi layanan kesehatan primer dan rujukan melalui penguatan fasilitas kesehatan di daerah.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj.Sekda) Kabupaten Pesbar, Tedi Zadmiko, S.Km., S.H., M.M., mengatakan, pembangunan RSUD KH. Muhammad Thohir merupakan bagian dari program nasional. Pengadaan perencanaan dan konstruksi fisik (Design and Build) pembangunan/renovasi RS berkualitas di Kabupaten/Kota salah satunya di Pesbar itu digagas oleh Kemenkes Republik Indonesia.
“Proyek ini dilaksanakan oleh PP - Patroon KSO dengan sistem kontrak rancang bangun, mencakup tahap pendahuluan, perancangan, pelaksanaan konstruksi, hingga pemeliharaan bangunan,” katanya.
Dijelaskannya, RSUD KH. Muhammad Thohir akan dibangun di atas lahan seluas 48.022 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 6.952 meter persegi. Lokasinya strategis, berada di Jalan Way Batu, Kelurahan Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, dan sudah memiliki sertifikat resmi. Dengan letak geografis yang strategis ini, RSUD KH. Muhammad Thohir diharapkan dapat menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan utama di wilayah Pesbar.
“Sementara itu, untuk pekerjaan konstruksi meliputi pembangunan struktur bawah seperti pondasi square pile, pekerjaan tanah, dan dinding penahan tanah,” jelasnya.
Ditambahkannya, pada struktur atas, meliputi pembangunan pile cap, dinding beton, dinding ruang khusus, plat lantai, kolom, balok, serta struktur baja. Disisi arsitektural, pembangunan meliputi penyelesaian lantai, plafond, dinding, pintu, jendela, sanitary, serta penyelesaian façade bangunan. Selain itu, pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) akan mencakup sistem plumbing air bersih dan air limbah medis.
“Selain itu, ada juga penyediaan fasilitas pengolahan air (STP dan WTP), instalasi sistem listrik tegangan menengah dan rendah, serta fasilitas sistem keselamatan seperti fire hydrant, sprinkler, grounding system, hingga genset,” jelasnya.
Kemudian juga akan dipasang sistem gas medis, tata udara, ventilasi mekanis, fire alarm, CCTV, dan nurse call system. Dalam tahap awal, proyek ini juga mencakup pembangunan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, drainase site, pemetaan lokasi, mobilisasi alat berat, dan penyediaan fasilitas kantor proyek dan gudang lapangan. Semua tahapan persiapan dan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ketat.
“RSUD KH. Muhammad Thohir dirancang sebagai rumah sakit kelas C dengan fasilitas modern,” katanya.
Dikatakannya, bangunan RSUD itu terdiri atas tiga lantai, dengan perincian lantai satu mencakup lobby utama, poli klinik, instalasi gawat darurat (IGD), cathlab, ruang rawat inap, radiologi, ICVCU, serta ruang mesin dan MEP. Pada lantai dua, direncanakan ruang farmasi, hemodialisa, laboratorium, rawat inap tambahan, serta area roof garden sebagai ruang hijau.
“Sementara lantai tiga akan difungsikan untuk instalasi bedah sentral (IBS), intensive care unit (ICU), central sterile supply department (CSSD), serta ruang MEP,” katanya.
Masih kata dia, desain rumah sakit ini memperhatikan aspek kenyamanan pasien, efisiensi pelayanan, dan kemudahan akses antar-unit pelayanan, sehingga dapat mempercepat proses rujukan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Untuk mendukung operasional rumah sakit, dibutuhkan suplai air dan listrik yang memadai. Pihak pelaksana akan menginstalasi deep well dengan debit 7 m³ per jam, kedalaman 150-200 meter, serta mempersiapkan kebutuhan daya listrik sebesar 900-1000 kVA.
“Selain itu, pembangunan jalan akses dan penataan logistik dari dua jalur utama, yakni dari Kota Agung dan Liwa, juga telah direncanakan,” jelasnya.
Namun demikian, terdapat beberapa potensi kendala logistik, seperti jalan sempit dengan radius belokan tajam, minimnya penerangan jalan pada malam hari, serta kondisi gorong-gorong yang belum memadai untuk kendaraan berat. Pemkab juga telah mengantisipasi persoalan ini dengan merancang jalur alternatif dan melakukan proteksi tambahan di titik-titik rawan.