Era "Teman dan Keluarga" di Media Sosial Sudah Berakhir

Mark Zuckerberg, bos perusahaan raksasa Meta. Foto/Net --
Radarlambar.bacakoran.co -Media sosial tak lagi tentang menyapa teman lama atau berbagi momen dengan keluarga. Menurut Mark Zuckerberg, CEO Meta, era jejaring sosial yang dibangun atas dasar hubungan pertemanan kini sudah usai. Arah baru media sosial? Hiburan, eksplorasi, dan algoritma.
Pergeseran ini terungkap saat Zuckerberg hadir di persidangan kasus antimonopoli yang diajukan oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat terhadap Meta. Dalam sidang tersebut, terungkap bahwa fitur "Friends" yang dulu menjadi jantung dari Facebook, kini bukan lagi prioritas.
Meta—dengan dua platform utamanya, Facebook dan Instagram—telah berubah menjadi ruang eksplorasi hiburan. Algoritma kini menjadi pemandu utama pengguna dalam menemukan konten yang dianggap menarik, terlepas dari siapa yang mereka ikuti.
Data yang dipaparkan menunjukkan betapa drastisnya pergeseran ini: hanya sebagian kecil dari konten yang dilihat pengguna berasal dari teman atau keluarga. Sisanya datang dari rekomendasi sistem—entah video viral, reels, iklan, atau konten dari kreator yang tak dikenal.
Transformasi ini bertolak belakang dengan citra yang dulu coba dijaga oleh Meta, yakni sebagai platform yang mempererat hubungan personal. Bahkan, pada 2021 Meta sempat mengklaim bahwa lebih dari separuh konten Facebook masih bersumber dari lingkaran sosial pengguna.
Namun kenyataannya, strategi bisnis Meta kini semakin menjauh dari "DNA" lamanya. Dan ini menjadi poin krusial dalam gugatan FTC. Mereka menuding Meta telah memonopoli pasar jejaring sosial pribadi dengan mengakuisisi Instagram dan WhatsApp—dua aplikasi yang dulunya dibangun dengan pendekatan serupa: menghubungkan manusia melalui jaringan pertemanan.
Dalam pembelaannya, Meta menyatakan bahwa pendekatan berbasis koneksi personal memang sudah tidak lagi relevan. Bahkan, Zuckerberg disebut sempat menyarankan agar fitur "Friends" dihapus total dan Facebook dibangun ulang dari nol.
Instagram pun tak luput dari perombakan. Feed kini lebih penuh dengan video pendek dari kreator acak dan konten rekomendasi yang dirancang untuk membuat pengguna terus menggulir layar. Meskipun sempat menuai protes, termasuk dari publik figur seperti Kylie Jenner, Meta tidak bergeming. Fokus mereka tetap: menjadikan platform sebagai mesin rekomendasi hiburan, bukan penghubung relasi sosial.
Kini, media sosial telah berevolusi menjadi panggung hiburan global. Yang tersisa dari era pertemanan digital hanyalah nostalgia. Jejaring sosial, seperti yang dulu kita kenal, tampaknya sudah benar-benar tinggal kenangan. (*)