Netanyahu Tegaskan Israel Akan Kuasai Seluruh Wilayah Gaza, Dunia Internasional Soroti Krisis Kemanusiaan

Benyamin Netanyahu . Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya akan mengambil alih kendali penuh atas seluruh wilayah Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan di tengah perluasan operasi militer Israel terhadap kelompok Hamas, yang berlangsung semakin intensif dalam beberapa hari terakhir.
Operasi darat yang diperluas sejak akhir pekan lalu menandai fase baru dalam konflik panjang Israel-Hamas. Militer Israel mengklaim telah menyerang ratusan target yang dikategorikan sebagai sasaran teror dalam waktu 24 jam terakhir, dengan tujuan utama menghancurkan infrastruktur Hamas dan membebaskan para sandera.
Namun, langkah agresif tersebut dibarengi dengan pengumuman pembukaan jalur bantuan makanan ke Gaza dalam jumlah terbatas. Langkah ini disebut sebagai upaya untuk mencegah bencana kelaparan di tengah tekanan komunitas internasional. Meski demikian, keputusan tersebut menuai perpecahan di internal pemerintahan Israel. Beberapa menteri dari sayap kanan secara terbuka menentang pemberian bantuan kemanusiaan kepada wilayah yang masih dikuasai Hamas.
Kondisi di Gaza saat ini kian memburuk. Laporan dari organisasi kemanusiaan dan badan PBB menunjukkan bahwa hampir seperempat penduduk Gaza menghadapi krisis pangan akut. Sejak diberlakukannya blokade total pada awal Maret, akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan menjadi sangat terbatas.
Di sisi lain, pembicaraan damai antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat masih berjalan di Doha. Meski ada wacana kerangka kesepakatan yang mencakup pembebasan sandera, pelucutan senjata, dan pengasingan pemimpin Hamas, belum ada kemajuan nyata yang dicapai. Kedua pihak tetap berpegang pada posisi masing-masing: Israel bersikeras menghancurkan Hamas sepenuhnya, sementara Hamas menolak menyerahkan senjata.
Respons internasional atas kondisi Gaza terus mengalir. Presiden AS Donald Trump dan Paus Leo XIV telah menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap penderitaan warga sipil, khususnya anak-anak dan lansia, yang kini berada di ambang kelaparan.
Situasi di Gaza kini menjadi sorotan dunia. Di tengah serangan militer dan tarik-ulur diplomasi, pertaruhan antara tujuan strategis dan tekanan kemanusiaan menjadi kian kompleks. (*)