Belum Tersentuh Bulog, Petani Jagung Masih Bergantung Tengkulak

PENGHASIL JAGUNG : Kabupaten Pesbar salah satu wilayah penghasil komoditas Jagung, hingga saat ini haisl produksi jagung di wilayah tersebut masih di jual ke Tengkulak dan belum di serap oleh Bulog. Foto Yayan--
PESISIR TENGAH - Meski Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) sebagai salah satu daerah penghasil jagung selain Padi di Provinsi Lampung, namun hingga saat ini para petani jagung di wilayah tersebut masih belum merasakan dukungan penuh dari pemerintah dalam hal pemasaran hasil panen. Hal ini terlihat dari belum adanya serapan jagung oleh Bulog, yang selama ini lebih fokus pada penyerapan padi sebagai komoditas utama.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pesbar, Unzir, S.P., melalui Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Redy Destian Revialdy, S.TP., mengatakan, hasil panen jagung petani di wilayah tersebut sejauh ini belum pernah diserap oleh Bulog. Menurutnya, kondisi ini membuat para petani harus menjual hasil panen secara langsung kepada tengkulak lokal maupun perusahaan swasta di luar daerah.
“Sampai saat ini belum ada penyerapan jagung oleh Bulog. Karena memang Bulog masih memprioritaskan pembelian gabah atau beras. Karena itu, petani menjual jagung langsung ke tengkulak di daerah atau ke perusahaan di Kabupaten Pringsewu dan Tanjung Bintang,” kata Redy, Rabu, 21 Mei 2025.
Dijelaskannya, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung di Kabupaten Pesbar saat ini berada di kisaran Rp5.500 per kilogram. Meskipun jumlah produksi jagung di daerah ini tergolong tinggi dan terus meningkat setiap tahun, namun belum adanya penyerapan dari Bulog itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para petani, terutama dalam mendapatkan harga yang stabil dan menguntungkan.
“Karena itu, Pemkab Pesbar berharap kedepan akan ada upaya dari pihak Bulog untuk mulai menyerap komoditas jagung dari petani lokal. Terlebih sampai dengan saat ini hasil poduksi jagung di Pesbar mencapai 9.494 ton,” jelasnya.
Dengan potensi produksi yang cukup besar, Redy menilai sudah sepatutnya Pesbar tidak hanya dikenal sebagai penghasil padi, tetapi juga sebagai daerah sentra jagung yang strategis di Provinsi Lampung. Jika ke depan Bulog dapat menyerap hasil jagung dari petani, tentu hal ini akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan petani dan peningkatan ekonomi daerah.
“Kita berharap dapat diserap oleh Bulog dan kedepan harga yang ditawarkan Bulog juga lebih kompetitif dibanding harga tengkulak atau perusahaan swasta,” ujarnya.
Masih kata dia, Pemkab Pesbar akan terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, termasuk Bulog, guna mendorong adanya kebijakan yang berpihak kepada petani jagung. Dukungan dari Bulog dinilai menjadi salah satu solusi penting untuk menciptakan pasar yang lebih adil dan menekan ketergantungan petani terhadap tengkulak.
“Kita meyakini bahwa dengan semakin meningkatnya produksi jagung, penguatan peran Bulog dalam menyerap komoditas itu akan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan sekaligus mendongkrak kesejahteraan petani di Bumi Para Sai Batin dan Ulama ini,” pungkasnya. (yayan/*)