Isu Reshuffle Kabinet Menguat, Airlangga dan Bahlil Dikabarkan Akan Geser Posisi

Presiden Prabowo Subianto Pimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan. Foto Kantor Staf Presiden--
Radarlambar.bacakoran.co -Spekulasi mengenai perombakan kabinet atau reshuffle kembali mencuat. Tak hanya menyasar jajaran menteri, kabar yang beredar juga menyebutkan adanya pergantian di pos-pos penting perwakilan luar negeri, termasuk posisi Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat.
Salah satu nama yang disebut-sebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Ia dikabarkan akan mengisi posisi Dubes RI untuk Amerika Serikat yang telah kosong selama hampir dua tahun sejak ditinggalkan oleh Rosan Roeslani.
Saat dimintai tanggapan mengenai kabar tersebut di Istana Kepresidenan, Kamis (22/5), Airlangga hanya menanggapinya dengan senyum tanpa menjawab secara eksplisit. “Enggak paham,” ujarnya singkat sambil berlalu.
Sebagai informasi, Airlangga memiliki pengalaman langsung berurusan dengan pemerintah Amerika Serikat. Ia sempat ditunjuk sebagai utusan Indonesia dalam negosiasi terkait tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump.
Sementara itu, posisi Dubes RI untuk AS memang belum terisi sejak Rosan Roeslani kembali ke Tanah Air dan kini menjabat sebagai Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, sebuah holding investasi milik negara.
Bahlil Juga Dikabarkan Akan Geser Jabatan
Selain Airlangga, nama Bahlil Lahadalia juga masuk dalam spekulasi reshuffle. Bahlil yang saat ini menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan jawaban diplomatis ketika ditanya soal kemungkinan pergeseran posisi.
“Kita itu jangan berpikir bertindak melampaui batas kewenangan. Kewenangan itu ada pada hak prerogatif Bapak Presiden,” ujar Bahlil usai menghadiri rapat di Istana, Kamis (22/5).
Sebagai catatan, baik Airlangga maupun Bahlil merupakan tokoh penting dalam pemerintahan saat ini. Airlangga adalah Ketua Umum Partai Golkar, sementara Bahlil juga dikenal sebagai figur politik yang dekat dengan Presiden dan pernah memimpin Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kursi Dubes AS Masih Kosong
Kekosongan posisi Dubes RI untuk Amerika Serikat menjadi salah satu perhatian dalam diplomasi Indonesia. Rosan Roeslani terakhir menjabat sebagai dubes hingga 2022 sebelum ditarik kembali untuk mengisi posisi strategis di dalam negeri.
Dengan intensitas hubungan diplomatik dan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat, pengisian posisi ini dianggap penting, terlebih di tengah dinamika geopolitik dan kerja sama strategis yang semakin kompleks.
Meski belum ada konfirmasi resmi, wacana reshuffle ini menguat menjelang transisi pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto. Penunjukan dan rotasi pejabat tinggi, termasuk dubes, tetap menjadi hak prerogatif Presiden, sebagaimana ditegaskan oleh para pejabat yang dikaitkan dengan isu ini. (*)