Apa Benar Makan Daging Ayam Tingkatkan Risiko Kanker? Ini Penjelasan Ahli

Daging ayam fillet. Foto- Pixabay--
Radarlambar.bacakoran.co- Sebuah studi terbaru dari Italia mengungkapkan bahwa konsumsi rutin daging ayam dalam jumlah besar berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker gastrointestinal hingga kematian.
Studi ini menemukan bahwa mengonsumsi lebih dari 300 gram daging ayam, setara dengan empat porsi per minggu, bisa meningkatkan risiko kematian akibat kanker saluran pencernaan hingga 27 persen jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 100 gram per minggu. Selain itu, peningkatan risiko kanker gastrointestinal tercatat sebesar 2,3 persen secara keseluruhan, dengan risiko sedikit lebih tinggi pada pria yaitu 2,6 persen.
Temuan ini memunculkan kekhawatiran karena bertentangan dengan pedoman diet yang selama ini berlaku, seperti diet Mediterania yang memasukkan unggas sebagai komponen penting. Namun, dua pakar kesehatan dari Amerika Serikat, Wael Harb dan Kristin Kirkpatrick, menegaskan bahwa studi ini bersifat observasional sehingga tidak dapat membuktikan hubungan sebab akibat langsung antara konsumsi daging ayam dengan kanker. Mereka menekankan pentingnya melihat keseluruhan pola hidup dan faktor risiko lain yang kompleks seperti genetika, lingkungan, pola makan, serta gaya hidup.
Salah satu aspek penting yang dibahas adalah cara memasak daging ayam. Metode memasak dengan suhu tinggi seperti memanggang atau menggoreng dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang diketahui memiliki potensi karsinogenik. Senyawa ini tidak hanya ditemukan pada unggas, tetapi juga pada daging merah dan daging olahan, sehingga masalah utama mungkin lebih terkait dengan metode memasak daripada jenis daging itu sendiri.
Perdebatan juga muncul terkait perbedaan risiko antara daging putih dan daging merah. Meski daging putih seperti ayam dan kalkun mengandung lemak lebih rendah dan rasio protein lebih tinggi, penelitian menunjukkan keduanya bisa memberikan efek serupa terhadap kadar kolesterol jahat dalam darah. Studi tersebut belum mampu membedakan secara jelas jenis unggas yang dikonsumsi, misalnya antara daging olahan dan daging ayam panggang.
Mengenai batas konsumsi yang aman, pakar menyarankan konsumsi unggas tidak melebihi 300 gram per minggu. Untuk individu dengan risiko kesehatan atau riwayat keluarga kanker, disarankan mengurangi konsumsi hingga sekitar 200 gram dan memperbanyak sumber protein lain seperti ikan, kacang-kacangan, dan protein nabati.
Kesimpulannya, meski studi ini memberikan peringatan, konsumsi unggas dalam jumlah sedang tetap dianjurkan sebagai bagian dari pola makan sehat yang seimbang, dengan perhatian pada cara memasak dan kombinasi makanan lain untuk menjaga kesehatan optimal.(*)