Studi Harvard Indonesia Dinobatkan sebagai Negara Paling Sejahtera di Dunia

--
Radarlambar.bacakoran.co – Nama Indonesia kembali harum di mata dunia. Sebuah studi global yang dilakukan oleh Universitas Harvard mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kesejahteraan tertinggi di dunia. Temuan ini mengejutkan banyak pihak karena menantang anggapan umum bahwa kemakmuran hanya bisa diraih lewat kekuatan ekonomi semata.
Penelitian ini mengkaji kesejahteraan manusia berdasarkan pengalaman 203.000 orang dari berbagai latar belakang, mencakup 40 bahasa dan mewakili enam benua berpenghuni. Dilaksanakan sejak 2021, studi ini bertujuan untuk mengukur makna kesejahteraan secara lebih luas, melampaui indikator ekonomi tradisional.
Dalam penelitian ini, kesejahteraan didefinisikan melalui tujuh variabel utama: kesehatan, kebahagiaan, makna hidup, karakter, hubungan sosial, keamanan finansial, serta kesejahteraan spiritual. Responden juga diminta memberikan informasi demografis yang mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hingga latar belakang masa kecil.
Hasilnya, Indonesia menempati peringkat pertama dalam daftar negara paling sejahtera di dunia. Posisi ini bahkan mengungguli negara-negara dengan perekonomian lebih maju. Di urutan berikutnya terdapat Israel, Filipina, Meksiko, dan Polandia. Sementara Amerika Serikat harus puas di posisi ke-15, dan Jepang berada di peringkat terbawah dalam daftar.
Pencapaian Indonesia ini dipengaruhi oleh tingginya skor dalam aspek hubungan sosial dan karakter prososial masyarakat. Kuatnya rasa kebersamaan, solidaritas, serta nilai-nilai spiritual dianggap menjadi fondasi utama yang menopang kesejahteraan rakyat Indonesia, meski secara ekonomi tidak selalu menduduki posisi teratas.
Sebaliknya, negara-negara seperti Jepang yang unggul dalam hal kekayaan dan harapan hidup justru dinilai kurang dalam hal kedekatan sosial. Banyak responden dari Jepang yang tidak merasa memiliki teman dekat, sebuah kondisi yang mencerminkan tantangan sosial di tengah kemajuan industri dan teknologi.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Mental Health ini membuka ruang refleksi terhadap paradigma pembangunan. Kesejahteraan ternyata tidak hanya berkaitan dengan angka-angka pertumbuhan ekonomi atau indikator material lainnya. Ada dimensi-dimensi non-ekonomi seperti hubungan antarmanusia, makna hidup, dan spiritualitas yang memainkan peran tak kalah penting.
Studi ini dirancang sebagai penelitian jangka panjang. Setiap tahunnya, para responden akan kembali disurvei untuk melihat dinamika kesejahteraan dari waktu ke waktu. Para peneliti meyakini, pemahaman yang lebih mendalam tentang kesejahteraan akan membantu masyarakat dunia menentukan arah pembangunan yang lebih manusiawi.
Dengan hasil ini, Indonesia tak hanya layak berbangga, tetapi juga memiliki peluang besar untuk menjadi rujukan global dalam membangun masyarakat yang sejahtera secara utuh – baik lahir maupun batin. (*/rinto)