Masih Musim Kemarau Basah, DKPP Imbau Petani Maksimalkan Sumber Air

DKPP Pesisir Barat minta petani optimalkan pemanfaatan sumber air untuk percepatan tanam saat kondisi kemarau basah yang masih berlangsung saat ini. foto dok--
PESISIR TENGAH - Memasuki pertengahan tahun, kondisi cuaca di wilayah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) belum sepenuhnya menunjukkan musim kemarau. Sebagian besar wilayah di kabupaten setempat justru masih diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, artinya masih memasuki kemarau basah.
Melihat kondisi tersebut Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pesbar mendorong para petani, khususnya petani padi, untuk segera melakukan percepatan tanam. Langkah ini dinilai penting untuk memaksimalkan pemanfaatan air yang masih melimpah sebelum benar-benar memasuki musim kemarau kering yang berisiko menimbulkan kekeringan di lahan pertanian.
Kepala DKPP Pesbar, Unzir, S.P., melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Muchtar Husin, S.P., mengatakan, saat ini memang belum ada prediksi pasti mengenai kapan musim kemarau murni akan dimulai. Namun, berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan yang masih terjadi belakangan ini tergolong dalam kategori kemarau basah.
“Secara umum, curah hujan di sejumlah kecamatan masih kerap terjadi. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi sektor pertanian, terutama untuk komoditas padi yang sangat bergantung pada ketersediaan air,” katanya.
Dijelaskannya, kondisi kemarau basah ini ideal dimanfaatkan sebagai waktu tanam. Pasalnya, meskipun suhu udara cenderung meningkat, air tanah dan air irigasi masih tersedia cukup. Jika petani menunda tanam dan justru mulai saat curah hujan benar-benar berhenti, maka risiko kekeringan dan gagal panen akan jauh lebih besar.
“Dalam rangka mendukung percepatan masa tanam ini, DKPP Pesbar juga terus mendorong petani untuk mengoptimalkan sumber air yang ada,” ujarnya.
Masih kata dia, baik itu melalui saluran irigasi teknis, semi-teknis, irigasi perpompaan, maupun penggunaan mesin pompa air secara mandiri oleh petani. Beberapa kelompok tani telah memiliki mesin pompa yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah mereka. Disinilah pentingnya kesiapan sarana dan prasarana pertanian, karena ketahanan pertanian bukan hanya soal cuaca, tetapi juga soal manajemen air dan waktu tanam yang tepat.
“Kita juga terus berkoordinasi dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk memberikan pendampingan kepada petani. Karena itu, diharapkan agar saat kondisi yang masih kemarau basah ini dapat dimanfaatkan maksimal oleh petani,” pungkasnya.(yayan/*)