Misteri Nenek Moyang Tibet Terungkap: Jejak “Populasi Hantu” dari Yunnan Berusia 7.100 Tahun

Burung Hantu. Foto Fixabay--
Radarlambar.bacakoran,co -Sebuah terobosan penting dalam sejarah manusia Asia Timur terkuak berkat tim arkeolog yang menggali situs kuno di Provinsi Yunnan, China. Dari sana, mereka berhasil mengungkap asal usul nenek moyang orang Tibet, termasuk sebuah kelompok misterius yang selama ini dikenal sebagai “populasi hantu.”
Penelitian genetik terbaru menunjukkan, orang-orang kuno di Yunnan yang hidup lebih dari 7.100 tahun lalu memiliki keterkaitan langsung dengan masyarakat Tibet modern. Selama ini, para ilmuwan sudah tahu bahwa DNA orang Tibet sebagian besar berasal dari Asia Timur utara, tapi ada pula warisan genetik lain yang sulit dijelaskan — hingga sekarang.
Kelompok “populasi hantu” itu diduga merupakan garis keturunan unik yang menyimpang dari populasi Asia lainnya lebih dari 40.000 tahun lalu. Salah satu individu berusia 7.100 tahun yang ditemukan memiliki DNA berbeda dari manusia kuno lain di Asia Timur, bahkan berbeda dari manusia yang pernah hidup di sekitar Beijing 40.000 tahun lalu. Individu ini dianggap perwakilan pertama dari leluhur “hantu” Tibet.
Menurut para peneliti, garis keturunan ini bertahan di wilayah Yunnan berkat iklim yang lebih stabil selama Zaman Es. Selain itu, sekitar 80 persen gen masyarakat Tibet berasal dari populasi China utara kuno yang hidup 9.500–4.000 tahun silam, sementara 20 persen sisanya berasal dari kelompok misterius yang kini teridentifikasi berasal dari Yunnan.
Menariknya, jejak genetik dari Yunnan tengah ini muncul sekitar 5.500 tahun lalu dan berbeda dari populasi Asia Timur utara dan selatan yang sudah dikenal. Kelompok ini juga berperan dalam membentuk gen masyarakat penutur bahasa Austroasiatik seperti Vietnam, Khmer, dan Mon.
Fakta bahwa garis keturunan ini muncul sebelum pertanian menyebar menunjukkan bahwa migrasi dan ekspansi demografis sudah berlangsung jauh sebelum manusia mulai bertani.
“Penelitian ini mengisi celah penting dalam data genetik prasejarah Asia Timur dan Tenggara, serta mengidentifikasi leluhur ‘hantu’ Dataran Tinggi Tibet untuk pertama kalinya secara genetik,” tulis para ilmuwan.
Ke depan, para peneliti berencana melanjutkan eksplorasi di Yunnan tengah dan Lembah Sungai Merah untuk menggali lebih dalam tentang sejarah migrasi manusia dan penyebaran bahasa Austroasiatik di Asia. (*)