Minum Air Putih saat Terbangun di Malam Hari Tak Bahayakan Ginjal, Justru Bisa Cegah Dehidrasi

Minum air putih./foto: ilustrasi freepik.com--

Radarlambar.bacakoran.co- Narasi yang menyebar di media sosial baru-baru ini menyebut bahwa minum air putih saat terbangun di tengah malam bisa merusak ginjal.

Unggahan yang beredar menyatakan bahwa kebiasaan ini dapat memaksa ginjal bekerja lebih keras, bahkan disebut sebagai pemicu gangguan fungsi ginjal. Namun, penelusuran medis menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.

Penjelasan dari para dokter spesialis justru mengarah sebaliknya. Saat seseorang terbangun karena merasa haus di malam hari, kondisi tersebut mengindikasikan bahwa tubuh mengalami kekurangan cairan. Dalam situasi ini, asupan air putih sangat dianjurkan untuk menjaga fungsi organ tubuh tetap optimal, termasuk ginjal.

Menahan rasa haus saat tubuh membutuhkan cairan bisa berdampak buruk bagi saluran kemih dan ginjal, terutama jika terjadi secara berulang. Kekurangan cairan dapat menyebabkan konsentrasi urine meningkat dan memperbesar risiko terbentuknya batu ginjal. Ginjal sendiri merupakan organ vital yang berfungsi menyaring darah dan membuang limbah melalui urine. Kinerjanya justru terbantu oleh asupan air yang cukup agar proses penyaringan berlangsung lancar.

Selain faktor fisiologis, munculnya rasa haus di malam hari juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan kamar yang terlalu kering, dehidrasi akibat aktivitas fisik berlebihan, konsumsi obat-obatan tertentu, hingga kondisi medis seperti sleep apnea, menopause, atau diabetes. Dalam kasus tertentu, gejala ini bisa menjadi sinyal bahwa tubuh sedang mengalami gangguan metabolik atau ketidakseimbangan hormon.

Rendahnya kelembapan udara dalam kamar tidur, misalnya, dapat membuat saluran napas dan mulut mengering, sehingga memicu rasa haus. Begitu pula dengan aktivitas berat atau penyakit yang menyebabkan kehilangan cairan tubuh dalam jumlah besar. Beberapa jenis obat dengan efek samping berupa mulut kering turut menjadi faktor risiko yang tidak boleh diabaikan.

Bagi mereka yang mengalami sleep apnea atau gangguan tidur lain yang berkaitan dengan pernapasan melalui mulut, mulut kering bisa menjadi pemicu keinginan untuk minum di malam hari. Sementara pada perempuan, perubahan hormon di masa perimenopause atau menopause turut memengaruhi sistem pengaturan cairan tubuh, meningkatkan kebutuhan asupan air.

Pada penderita diabetes, rasa haus yang berlebihan disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah. Ginjal harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan gula, dan proses ini menuntut lebih banyak cairan, yang kemudian memunculkan rasa haus berulang.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, minum air putih saat terbangun di malam hari justru merupakan respons alami tubuh dalam menjaga keseimbangan cairan dan mendukung kerja ginjal. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan bahwa tindakan ini merusak ginjal, selama dilakukan dalam kondisi kesehatan yang normal.

Penting bagi masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang belum terverifikasi di media sosial. Konsultasi dengan tenaga kesehatan tetap menjadi langkah utama dalam memahami kebutuhan tubuh, termasuk soal konsumsi air putih.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan